- Makna Babukung
Festival Babukung merupakan festival tahunan yang digelar di Nanga Bulik, ibu kota Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. Festival ini berawal dari Babukung merupakan sejenis tarian ritual adat kematian Suku Dayak Tomun yang menganut Kepercayaan Hindu Kaharingan di Kabupaten Lamandau. Tarian ini menggunakan topeng dengan karakter hewan tertentu yang disebut Luha, sedangkan para penari disebut Bukung. Bukung-bukung ini datang dari desa tetangga atau kelompok masyarakat dengan tujuan menghibur keluarga duka sembari menyerahkan bantuan. Bagi masyarakat Dayak Tomun, Tarian Babukung bukan hanya sebatas pertunjukan seni. Tari Babukung merupakan produk seni asli nenek moyang yang ada di Bumi Kalimantan, yang mempunyai nilai historis bermuatan filosofis yang sangat tinggi. setidaknya ada dua makna yang terkandung dalam kegiatan ritual Tari Babukung sebagai sebuah tradisi masyarakat adat dayak dengan kepercayaan kaharingan terdahulu. Yakni, saling membantu (bersedekah kepada keluarga korban yang ditinggal mati), dan makna berbagi yang dituangkan dalam bentuk menghibur orang yang bersedih ditinggal keluarga yang meninggal dengan tarian-tarian .Tarian ini menggunakan topeng dengan karakter hewan tertentu yang disebut Luha, sedangkan para penari disebut Bukung. Bukung-bukung ini datang dari desa tetangga atau kelompok masyarakat dengan tujuan menghibur keluarga duka sembari menyerahkan bantuan. babukung merupakan peristiwa adat yang sakral adat dan budaya masyarakat dayak dan merupakan panggilan hati dan jiwa.
berbicara tentang isi dari balai lamang, biasanya seserahan ini berisi tuak, babi(bisa juga binatang kurban yang lain), ,sembako.bisa juga berupa bantuan uang. Bagi suku dayak, kematian bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari suatu perjalanan, menuju hidup yang kekal di surga. Sangat penting untuk melaksanakan ritual kematian, bukan hanya untuk yang meninggal, namun juga untuk keluarga yang berduka. Banyak versi tentang siapa yang boleh menarikan babukung, namun dari apa yang penulis dapatkan, ada yang mengatakan kalau yang melakukan tarian babukung tidak boleh anggota keluarga melainkan warga desa atau orang desa yang dipilih oleh kades atau mantir/damang kepala adat. Tapi ada juga yang mengatakan kalau Penari Babukung itu bebas saja, semua bisa menjadi peserta atau Penari Babukung. Ada 2 arti dalam tarian ritual babukung, yang pertama adalah saling membantu dan bergotong royong dalam kedukaan dan kesusahan. Kemudian yang kedua adalah saling berbagi untuk menghibur dan mengurangi beban keluarga duka. Peti mati untuk yang meninggal dibuat dari kayu ulin dan yang meninggal biasanya berada dalam peti kira kira 4 minggu kali 7 hari atau 20 sampai 21 hari tergantung kepada pihak keluarga baru kemudian dimakamkan.
Ada berbagai ritual dalam persiapan pemakaman. Makan adat, tuak tajau babi bantu, di hari ngelindui hantu atau sehari sebelum pemakaman. Di hari makan adat anak dan menantu yang meninggal memberikan semacam bantuan atau balas budi kepada yang meninggal berupa tanggaian adat biasanya berupa makanan. Di dalam tarian babukung, ada beberapa luha yang diritualkan, karena sangat disakralkan. para penari bukung sangat berhati-hati dalam menarikan tarian bukung, tergantung kepada siapa mereka tampil,sikap dan penampilan tarian berbeda tergantung pada siapa yang meninggal. apabila yang meninggal adalah orang yang sangat dihormati maka tarian dilakukan dalam waktu yang cukup lama biasanya sampai 31 hari.
Babukung tidak boleh dilakukan apabila tidak ada orang yang meninggal, karena babukung sangat berkaitan dengan kematian dan roh-roh yang sudah meninggal. apabila melanggar maka akan ada hal tidak baik yang terjadi.karena ada aspek sakral dan magis yang meresap dan mengandung arti yang cukup dalam setiap tarian dan gerakan babukung. Setiap gerakan bukung bergantung pada luha, sehingga sangat berbeda. Setiap topeng atau luha dipercaya mengandung makna dan manifestasi dari roh leluhur. beberapa topeng dipercaya mampu berkomunikasi dengan leluhur dan menghalau roh roh jahat, bukung hantu merupakan salah satu luha yang dipercaya mampu menangkap roh roh jahat ketika upacara pemakaman.
Ada yang unik dari topeng luha bukung, di topeng tersebut digambar garis yang tidak putus yang melambangkan adat istiadat dan budaya yang terus menerus dilestarikan. Biasanya kayu yang dipergunakan sebagai keranda untuk yang meninggal adalah kayu tapang dan disebut lancing. biasanya berbentuk seperti perahu. Begitu juga dalam hal musik yang dimainkan. Kalau dalam pernikahan sebutannya bagondang bagomal, Kalau batipa itu khusus untuk upacara upacara kematian Kalau di lamandau topeng itu disebut luha, bukung adalah orang yang memakai topeng. Kalau di tempat lain selain lamandau, bukung itu adalah topeng.
Bukung berat/bukung besar harus didoakan dalam semacam ritual oleh mantir atau damang kepala adat, kalau bukung biasa tidak diperlukan. Setiap bukung memiliki iringan musik yang berbeda. Bukung burung menggunakan irama tipa burung. Bukung yang lain berbeda. Menurut Arbendi I Tue, Tradisi bukung dalam ritual kematian menunjukkan konsepsi keseimbangan alam semesta yang tertanam dalam kehidupan suku dayak. Konsepsi kosmologi tersebut mengatur tatanan kehidupan manusia sebagai makhluk Individu,sesama manusia,dengan alam raya dan semesta harus selalu serasi dan seimbang.
- Prestasi Babukung
Festival Babukung terpilih menjadi satu dari berbagai agenda/usulan dalam Kharisma Event Nusantara Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Babukung pernah dipertunjukkan dalam perhelatan Wonderful Sail Yatch Rally 2018. Babukung juga masuk dalam COE(Calendar Of Event) Kemenpar RI dan KEN(Karisma Event Nusantara). Kemudian diganjar Penghargaan MURI sebagai pemegang rekor pemrakarsa dan pengunggah tari babukung oleh penari terbanyak.
- Opini Penulis Tentang Babukung
Festival Babukung merupakan kegiatan kebudayaan milik warga di bumi Bahaun Bakuba yang hingga kini konsisten diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah. Babukung merupakan kesenian daerah dan kearifan lokal yang harus terus menerus dilestarikan. Kekhasan adat dan budaya yang begitu melekat dalam diri masyarakat lamandau merupakan bukti nyata bahwa masyarakat Lamandau sangat peduli dengan adat dan budaya. Pengalaman penulis meliput babukung merupakan pengalaman yang sangat berharga. Belum lama ini ketika meliput pimpinan dalam salah satu kunjungan kerjanya. Saya sangat bangga bisa menyaksikan langsung keunikan adat dan istiadat yang dimiliki oleh suku Dayak tomun. Jujur saja, saya hanya mengetahui tentang yang namanya tiwah, itupun hanya sebagian kecil saja. Saya tidak pernah menyadari betapa luar biasanya khasanah budaya Dayak. Saya berasal dari suku Dayak ngaju, salah satu suku yang ada di pulau Kalimantan. Melihat kebudayaan dari suku Dayak lain merupakan kebanggaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Saya sangat beruntung bisa bekerja di lamandau. Saya juga baru sadar ketika mendengar salah satu teman saya menceritakan kepada saya. Sambil mencari cari referensi di internet, ternyata hanya kompas yang memuat artikel yang cukup jelas tentang arti tomun. Dari dulu saya tidak mengerti Tomun itu artinya apa. Ternyata Tomun itu berarti bertemu atau bersua, atau bermusyawarah.atau berbicara empat mata. Ini dikarenakan perbedaan bahasa yang ada di kabupaten Lamandau. Walaupun satu suku, namun beda sungai, beda desa, beda kecamatan, ternyata dialek dan bahasa berbeda. Itulah sebabnya dipilih dan disepakati kata Tomun sebagai perwakilan dari setiap suku yang mendiami Kabupaten Lamandau.
- Penutup
Tulisan diatas tentunya banyak kekurangan. Tulisan ini hanya mampu mengulik sedikit tentang babukung. Rasanya masih banyak yang belum dibahas dan sangat menarik untuk dipelajari. Sumber penulisan pun masih belum banyak yang berupa buku atau artikel. Saya pun menulis artikel ini dengan bersumber pada wawancara dari teman,keluarga, dan orang -orang di sekitar yang memang asli orang Lamandau.Kebanyakan karya tulis yang ada hanya membahas tentang tariannya, atapun babukung dari kabupaten lain, bukan dari Kabupaten Lamandau yang notabene sudah memperkenalkan Bukung kepada Dunia.
Suku dayak yang mendiami Kabupaten Lamandau, memiliki berbagai dialek dan bahasa.beda sungai berbeda juga bahasanya. adat dan budaya harus terus dilestarikan karena mengandung nilai nilai tradisional yang penting dalam kehidupan manusia. babukung yang masih dilestarikan sampai sekarang merupakan bukti bahwa indonesia tidak akan melupakan warisan leluhur.
Tulisan ini memang jauh dari sempurna, terutama karena belum banyak referensi yang mengangkat tentang Dayak Tomun dan Babukung. Namun melalui tulisan diatas kita bisa sedikit melihat gambaran dan berkesimpulan bahwa Babukung merupakan contoh persatuan dan kegotongroyongan dalam keberagaman yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Saling membantu dan bersatu padu merupakan warisan adat dan akan terus menerus hidup dalam batin setiap manusia terutama suku dayak. Babukung merupakan harta tak benda warisan masyarakat Adat Dayak untuk Indonesia dan Dunia.
DAFTAR PUSTAKA
- https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Babukung
- http://digilib.isi.ac.id/6250/4/JURNAL%20Astika%20Kurune.pdf
- https://daerah.sindonews.com/read/393878/174/babukung-ritual-kematian-suku-dayak-di-lamandau-kalteng-1618149883
- https://kumparan.com/infopbun/tarian-babukung-upacara-adat-kematian-suku-dayak-tomun-di-kalteng-1rspCMFo3Rz/1
- http://kikomunal-indonesia.dgip.go.id/jenis/1/ekspresi-budaya-tradisional/295/tari-babukung
- https://muri.org/Website/Rekor_detail/unggahanvideotaribabukungolehpenariterbanyak-
- https://radarsampit.jawapos.com/radar-utama/15/03/2022/keren-festival-babukung-lamandau-masuk-100-ken-2022/
- https://www.borneonews.co.id/berita/39871-tari-babukung-kental-makna-filosofis
- https://issuu.com/lionmagazine/docs/lionmag_oktober_2019
- https://id.wikipedia.org/wiki/Pulai
- https://www.youtube.com/watch?v=_L6J_JrCWh0
- https://www.youtube.com/watch?v=uI1lnbCRY6g
- https://www.republika.co.id/berita/pb7ns1349/festival-babukung-keempat-digelar-juli-2018
- PPT, BUKUNG, SENI TOPENG DALAM RITUAL KEMATIAN SUKU DAYAK, OLEH ARBENDI I TUE. Disampaikan dalam seminar Nasional Bataring Art Exhibition 2.
- https://interaktif.kompas.id/baca/dayak-tomun-cerminan-nusantara-di-kalimantan/
- Foto diperoleh dari Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Lamandau.