Sambil mendengarkan cerita Mbah Pramugi dan berdialog, disajikan jajanan pasar dan menu makan siang khas desa Samin yang disiapkan oleh tangan-tangan terampil ibu-ibu desa.
Mulai dari jajanan tape yang dibungkus daun ploso, gethuk, ubi rebus, pisang, kacang rebus, dan aneka buah-buahan. Sedangkan menu makan siang yang disajikan terdiri dari dua jenis nasi. Ada nasi beras, dan ada nasi jagung.
Sebagai pelengkap, gunakan sayur lodeh tewel, sayur menir, asam jawa, bothok, pelas, ikan asin tumis, tempe goreng, dan sambal ala kampung.
Semuanya disajikan secara tradisional menggunakan gerabah tanah liat. Piring makannya juga menggunakan piring tanah liat dengan alas daun pisang atau daun jati.
Minuman air yang disajikan menggunakan kendi melengkapi kesegaran kuliner Desa Samin ini.
Alunan musik lesung yang dimainkan oleh ibu-ibu Sedulur Sikep (Samin) menambah keceriaan suasana desa yang asri. Wisatawan bahkan bisa berlatih memukul lesung bersama dan meminta lagu untuk dimainkan.
Tak perlu dikatakan, tanpa disadari, bagian-bagian tubuh mulai bergoyang mengikuti musik lesung yang dimainkan. Banyak turis kemudian ikut menari.
Setelah perut kenyang, wisatawan masih bisa mengikuti kegiatan edukasi pembuatan tempe khas yang dibungkus daun jati. Sekaligus belajar keterampilan membatik di rumah batik yang selama ini memproduksi kain batik khas Sedulur Sikep Samin.
Jika ingin menginap, masih banyak lagi agenda wisata edukasi yang bisa diikuti wisatawan.
Seperti praktik berkebun di kebun jeruk dan sawo organik, rumah kaca tomat dan melon. Beternak kambing etawa, penggemukan sapi, tambak lele, dan mempraktekan olahan turunannya.
“Ini pertama kalinya saya ke Blora dan mengikuti fam trip di Desa Wisata Sambongrejo. Ternyata Desa Samin Blora bagus banget. Kita bisa belajar budaya samin lengkap sampai kuliner dan UKM. Padahal sebelumnya kita menganggap Samin itu primitif dan kuno. Beda, worth to visit,” kata Anton, pengunjung dari Grobogan.
Lihat artikel dan berita lainnya di Google News