Senin, Oktober 13, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Indonesia Siap Jadi Pusat Produksi Vaksin di Kawasan Asia Pasifik

SuaraPemerintah.ID – Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, Indonesia siap menjadi pusat produksi vaksin Covid-19 di Asia-Pasifik. Hal ini disampaikan Dalam pertemuan Dewan Aliansi Vaksin Gavi dengan para ketua bersama Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group, di mana Indonesia mengusung isu kendala ketersediaan vaksin.

“Produsen vaksin harus mampu meningkatkan kapasitas produksinya dan sudah saatnya negara berkembang dimasukkan dalam rantai pasokan vaksin global,” papar Menlu Retno saat menyampaikan pernyataan pers secara virtual, Rabu (29/9/21).

- Advertisement -

Meningkatkan produksi vaksin menjadi salah satu upaya penting dalam memenuhi target vaksinasi 70 persen penduduk dunia pada pertengahan 2022. Dalam mencapainya, Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa dunia membutuhkan paling sedikit 11 miliar vaksin covid-19.

“Pada saat kita bicara mengenai rantai pasokan vaksin, saya sebutkan bahwa pembentukan pusat manufaktur vaksin mRNA yang sudah dilakukan di Afrika Selatan harusnya direplikasi di wilayah lain untuk mempercepat peningkatan produksi vaksin,” tutur Retno dilansir dari Antara.

- Advertisement -

Selain itu, Indonesia juga terus mendorong mekanisme berbagi dosis vaksin (dose-sharing) dari negara yang memiliki kelebihan dosis vaksin kepada negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Dalam hal ini, Menlu RI sebagai salah satu ketua bersama COVAX AMC EG menekankan pentingnya negara yang memiliki kelebihan dosis vaksin untuk berbagi dosisnya secara lebih transparan, menyampaikan waktu pengiriman, dan menghindari berbagi dosis vaksin yang sudah akan habis masa berlakunya.

Isu lain yang disoroti Indonesia dalam pertemuan interaktif antara Dewan Gavi dengan para ketua AMC EG adalah tentang diskriminasi vaksin.

Kekhawatiran mengenai tren diskriminasi vaksin disuarakan oleh Menlu RI, menyusul larangan masuk yang diberlakukan oleh beberapa negara terhadap pelaku perjalanan lintas batas meskipun mereka telah divaksin dengan jenis yang mendapat izin penggunaan darurat dari WHO.

Ada pula negara yang mengizinkan warga negara asing masuk ke wilayahnya, asalkan telah mendapatkan suntikan penguat (booster) vaksin yang diakui oleh otoritas mereka.

“Dalam pertemuan itu saya meminta agar WHO, Gavi, COVAX Facility melakukan joint effort (upaya bersama) untuk mencegah diskriminasi vaksin ini terus terjadi. Dewan Gavi juga sangat mengkhawatirkan diskriminasi ini dan akan berupaya untuk menangani bersama dengan WHO,” papar Menlu Retno.

Pertemuan Dewan Gavi dan para ketua COVAX AMC EG dilakukan secara virtual untuk memberi masukan kepada Dewan Gavi dalam menyusun strategi selanjutnya agar dapat lebih menjawab tantangan negara anggota COVAX.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru