.webp)
SuaraPemerintah.ID – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.567 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (27/5) sore. Mata uang Garuda menguat 46 poin atau 0,31 persen dari Rp14.617 per dolar AS pada Rabu (25/5) sore.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.578 per dolar AS atau menguat dari Rp14.645 per dolar AS pada Rabu kemarin.
Mata uang Asia tampak bervariasi, seperti yen Jepang menguat 0,01 persen, won Korea Selatan menguat 0,89 persen, ringgit Malaysia menguat 0,4 persen, dolar baru Taiwan menguat 0,52 persen, yuan China menguat 0,42 persen dan baht Thailand menguat 0,25 persen.
Jajaran mata uang utama negara maju juga nampak menguat. Seperti euro yang menguat 0,13 persen, franc Swiss terlihat stabil, poundsterling Inggris menguat 0,15 persen, dan dolar Australia menguat 0,55 persen. Begitu pun dengan dolar Kanada yang menguat 0,2 persen. Namun, rubel Rusia terhadap dolar AS melemah 4,41 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah dikarenakan faktor eksternal di mana dolar AS kembali menurun dalam sepekan ini.
“Pernyataan Gubernur Bank Sentral The Fed Jerome Powell pada risalah FOMC Kamis kemarin menegaskan tidak akan melakukan kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari yang telah direncanakan walau menaikkan outlook inflasi,” kata Lukman, Jumat (27/5) sore dikutip dari cnnindonesia.com.
Ia menambahkan sentimen risk-on atau risk appetite juga kembali dengan rebound yang cukup besar di bursa, yang menekan dolar AS.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.026 pada Jumat (27/05). Indeks saham menguat 142,75 poin atau 2,07 persen dibandingkan Selasa.
Dilansir RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp15,58 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,83 miliar saham. Pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp1,37 triliun.
Pada penutupan kali ini, 359 saham menguat, 179 terkoreksi, dan 157 lainnya stagnan. Terpantau, sepuluh dari sebelas indeks sektoral menguat, dipimpin oleh sektor transportasi yang naik 4,76 persen.
Bergeser ke bursa asing, mayoritas bursa saham Asia menguat. Tercatat, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,66 persen, indeks Hang Seng Composite di Hong Kong menguat 1,75 persen, dan indeks Kospi di Korea Selatan hijau 0,98 persen.
Sama dengan Asia, bursa saham Eropa ikut menguat. Terpantau, indeks CAC 40 di Perancis naik 0,35 persen, indeks DAX di Jerman naik 0,25 persen, sementara indeks FTSE 100 di Inggris melemah 0,21 persen.
Mengikuti jejak bursa saham Asia dan Eropa, bursa Amerika mayoritas hijau. Indeks S&P 500 naik 1,99 persen, indeks NYSE menguat 1,63 persen, dan indeks NASDAQ naik 2,68 persen.
