SuaraPemerintah.ID – Provinsi Aceh menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang elongasi hilalnya dapat mencapai 6,4 derajat saat ketinggian hilal masih lebih besar dari 3 derajat. Demikian dikatakan penelitian Pusat Riset Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang.
Menurut Andi Pangerang, mengingat ketinggian hilal di Indonesia sudah memenuhi kriteria MABIMS (Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura) yang baru, yakni lebih besar dari 3 derajat, antara 3,75 derajat hingga 5,55 derajat.
“Akan tetapi elongasi atau sudut pisah antara Bulan dengan Matahari belum memenuhi kriteria MABIMS Baru, lebih besar dari 6,4 derajat, yakni antara 4,88 derajat sampai 6,35 derajat,” terang Andi Pangerang dilansir dari cnnindonesia.com, Sabtu (30/04).
Nilai-nilai ini dihitung saat Matahari terbenam seluruhnya di bawah ufuk, yang ditandai oleh piringan atas Matahari tepat akan meninggalkan ufuk. Meskipun demikian, ada provinsi tertentu di Indonesia yang justru memenuhi kriteria MABIMS Baru setelah Matahari terbenam.
Jika menggunakan hitungan kasar, misalkan elongasi hilal di Sabang sebesar 6,35 derajat dengan ketinggian 5,55 derajat. Adapun periode sinodik Bulan mengelilingi Bumi adalah 29,53 hari, artinya dalam satu hari menempuh sekitar 12,19 derajat. Untuk mencapai elongasi 6,4 derajat harus membutuhkan 0,05 derajat.
Pergeseran 0,05 derajat ini ditempuh setelah (0,05 derajat / 12,19 derajat) x 24 jam = 6 menit. Perjalanan semu harian bulan adalah 14,63 derajat per jam atau 0,2439 derajat per menit. Jika mencapai elongasi hilal 6,4 derajat butuh 6 menit, maka ketinggian hilal akan berkurang (0,2439 derajat x 6) menit = 1,4633 derajat atau dibulatkan menjadi 1,46°.
Dengan demikian, hilal akan mencapai elongasi 6,4 derajat ketika ketinggian hilal sebesar (5,55 derajat −1,46 derajat) = 4,09 derajat. Artinya, hilal telah mencapai elongasi 6,4 derajat saat ketinggiannya lebih besar dari 3 derajat.
Berapa lama kesempatan terlihatnya hilal di Sabang sampai ketinggiannya mencapai 3 derajat? Jika selisih ketinggian = 4,09 derajat-3derajat = 1,09 derajat, sedangkan perjalanan semu harian Bulan sebesar 0,24 derajat per menit, maka hilal dapat diamati selama (1,09 derajat/0,2439 derajat) menit = 4,47 menit.
Dari 23 ibu kabupaten/kota di Aceh, hanya empat kota yang dapat menyaksikan hilal dengan ketinggian lebih dari 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat, yakni Sabang, Banda Aceh, Jantho (Aceh Besar) dan Calang/Krueng Sabee (Aceh Jaya).
Sementara 19 kota lainnya tidak pernah mencapai elongasi 6,4 derajat ketika ketinggian lebih 3 derajat. Bahkan ada dua kota yang mencapai elongasi 6,4 derajat menjelang terbenamnya hilal, yakni Singkil dan Subulussalam.
Data ini menunjukkan bahwa sebenarnya posisi hilal yang memenuhi kriteria MABIMS dapat disaksikan di ujung barat laut Indonesia, yakni di Aceh. “Posisi hilal awal Syawal 1443 Hijriah pada 1 Mei petang hari cukup kritis. Kita berharap semoga kondisi cuaca di lokasi pengamatan tidak tertutup awan tebal sehingga hilal dapat terlihat dan kita dapat sama-sama merayakan Idul Fitri di hari Senin, 2 Mei 2022 mendatang,” ujar Andi.