SuaraPemerintah.ID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan upaya yang signifikan untuk mengoptimalkan implementasi Gerakan Merdeka Belajar di Kalimantan Tengah, khususnya di Kota Palangka Raya. Nunuk Suryani, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan (Dirjen GTK), menyatakan apresiasi terhadap dedikasi pendidik dan tenaga pendidik dalam mewujudkan Gerakan Merdeka Belajar di berbagai satuan pendidikan di kota tersebut.
Dirjen Nunuk menjelaskan bahwa Kemendikbudristek terus berkomitmen memperluas cakupan Gerakan Merdeka Belajar melalui sejumlah program prioritas, seperti rekrutmen ASN PPPK Guru, Pendidikan Profesi Guru (PPG), Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Pendidikan Guru Penggerak (PGP), Program Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PKG PJOK), Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), dan Awan Penggerak.
“Saat ini, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi guru honorer melalui rekrutmen ASN PPPK Guru. Kemendikbudristek juga memberikan dukungan bagi guru yang telah menjadi ASN PPPK dengan memberikan peluang untuk menjabat sebagai kepala sekolah dan pengawas sekolah di satuan pendidikan serta wilayah masing-masing,” ungkap Nunuk dalam pertemuan dengan pendidik dan tenaga pendidik di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Percobaan Palangka Raya pada Rabu, 20 Maret.
Selain itu, Nunuk menyebutkan bahwa pada tahun ini, Kemendikbudristek akan melakukan akselerasi pada program PPG untuk meningkatkan jumlah peserta sertifikasi guna menangani masalah sertifikasi pendidik di Indonesia. Dia berharap para pendidik dan tenaga pendidik dapat terus menjadi pilar utama dalam mewujudkan Gerakan Merdeka Belajar di Provinsi Kalimantan Tengah.
Di sisi lain, Jayani, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, menjelaskan bahwa kota tersebut memiliki karakter geografis yang unik, sehingga lokasi satuan pendidikan menjadi beragam. Meskipun profesi guru masih diminati di Palangka Raya, namun jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah satuan pendidikan yang ada, sehingga kerja sama antara pemerintah dan stakeholders menjadi sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Sementara itu, Mulyati, Kepala Sekolah SDN Percobaan, menjelaskan bahwa pada tahun ajaran 2022/2023, SDN Percobaan telah menerapkan Kurikulum Merdeka Mandiri Belajar untuk peserta didik kelas 1 hingga 6, serta menambah jam pembelajaran KoKurikuler Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pada tahun ajaran berikutnya, mereka mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka untuk kelas 1, 2, 4, dan 5, serta Kurikulum 2013 untuk kelas 3 dan 6, dengan tetap mempertahankan pembelajaran KoKurikuler P5.
Mulyati juga menyebutkan bahwa SDN Percobaan telah membentuk berbagai tim, seperti Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan, Tim Sekolah Ramah Anak, Tim Patroli Kebersihan Lingkungan, dan Siswa Pemantau Jentik, untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah. Dia berharap dapat merevitalisasi ruang perpustakaan dan membangun aula sekolah di masa mendatang.
Dalam acara tersebut, hadir pula beberapa guru honorer, guru penggerak, dan guru PPPK. Salah satu guru PPPK, Rina Susanti, berharap agar guru PPPK dapat memiliki jenjang karir di satuan pendidikan dan mendapatkan perpanjangan masa kerja secara otomatis tanpa harus melalui proses seleksi lagi. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Maria Christina, seorang guru honorer di SDN Percobaan, yang berharap agar Kemendikbudristek membuka peluang bagi tenaga pendidik non-ASN untuk mendapatkan sertifikasi.
Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News


.webp)
















