Rabu, Oktober 15, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Kemkes Nyatakan Mutasi E484K dari Varian yang Ada Saat Ini Tidak Berbahaya

SuaraPemerintah.id – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, E484K merupakan hasil mutasi dari varian virus Covid-19 yang telah ada saat ini.

Ada tiga varian menjadi perhatian Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yakni virus B117, B1351, dan P1

- Advertisement -

Nadia menjelaskan, varian baru virus Covid-19 ini cepat menular dan ada yang menurunkan efikasi vaksin Covid-19.

Dijelaskan Nadia, E484K di Indonesia baru terjadi mutasi dari varian sudah ada sebelumnya dan belum dapat disebutkan varian baru karena hanya ditemukan dalam satu sampel. Kabar baiknya, mutasi tersebut tidak mematikan.

- Advertisement -

“Kita menemukan mutasi tersebut di salah satu sampel pasien Covid-19 positif, tetapi mutasi tersebut tidak berbahaya. Meski demikian perlu diwaspadai karena kalau kemudian terjadi bersamaan dengan mutasi yang lain bisa menjadi varian baru atau dia bisa menjadi salah satu varian Brasil maupun Jepang,” jelas Nadia saat dihubungi Beritasatu.com, Rabu (14/4/2021).

Nadia menyebutkan, di Afrika Selatan dan di Jepang mutasi E484K ini cepat menular. Pasalnya, mutasi E484K bersamaan dengan adanya varian baru yang menyebabkan bisa menurunkan efikasi vaksin. Sedangkan di Indonesia, E484K ini ditemukan satu kasus, sehingga disebut mutasi.

Nadia menjelaskan, tidak semua mutasi itu buruk. Sebab ada juga mutasi buruk yakni virusnya akhirnya hilang. Adapun mutasi adalah cara virus bertahan. Dalam hal ini, E484K sama halnya dengan D614B atau N4531 sama, yakni hanya mutasi satu virus.

“Jadi cuma satu mutasi, kalau varian itu beberapa mutasi. Tapi E484K sendiri, dia enggak berbahaya yang berbahaya itu varian virusnya. Kalau dia sendiri enggak ada efeknya. Makanya WHO tidak mengkategorikan itu sebagai virus yang mendapat perhatian,” ucap dia.

Nidia mengatakan, berdasarkan WHO mutasi virus terdiri dari varian yang diwaspadai dan varian yang menjadi perhatian.

Dikatakan Nadia, virus perlu diwaspadai karena sedang membuktikan ada dampak pada kejadian di lapangan secara epidemiologi. Sedangkan perhatian maksudnya secara laboratorium, misalnya M4351 terbukti bisa menurunkan sistem kekebalan sehingga vaksin tidak efektif.

Nadia mengatakan, dengan ditemukannya mutasi virus Covid-19 dan varian baru ini seharusnya masyarakat lebih waspada dan semakin disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Selain itu, mengikuti program vaksinasi.

“Untuk mencegah kita tertular tentu dengan menerapkan protokol kesehatan, tetapi untuk mencegah kita menjadi sakit adalah dengan vaksinasi. Jadi kombinasi ini harus tetap kita lakukan,” kata Nadia.

Sementara terkait mutasi dari varian Virus B117, Nadia menyebutkan, hingga saat ini ada 10 kasus. Sebelumnya ada tujuh kasus, kemudian ada penambahan tiga kasus baru yakni dua kasus di Karawang merupakan kontak kerat dari pasien pertama yang konfirmasi Covid-19 B117 di Karawang.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru