SuaraPemerintah.ID-Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace menyatakan Bali sudah siap menyambut wisatawan asing. Pergelaran akbar WSBK (World Superbike) di Mandalika November mendatang serta G20 Summit akan jadi momentum untuk mendatangkan kembali turis mancanegara.
“Salah satunya kita akan menyambut pergelaran akbar WSBK (World Superbike) di Mandalika November mendatang, serta G20 Summit yang rencananya akan digelar tahun 2022 di Bali. Tentu even-even tersebut harus dijadikan momentum agar masyarakat dunia bisa percaya akan kondisi penanganan Covid-19 di Bali telah berjalan baik,” kata Cok Ace dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9).
Ia juga memaparkan berbagai capaian Bali dalam menanggulangi penyebaran virus Covid-19 di Bali. Dari sisi kesehatan, Bali telah menjadi salah satu provinsi dengan capaian vaksinasi yang paling tinggi di Indonesia. Data teranyar, capaian vaksinasi di Bali sudah mencapai hampir 97 persen untuk vaksinasi pertama dan lebih dari 73 persen untuk vaksinasi kedua. Program vaksinasi akan terus dioptimalkan agar penyuntikan vaksin dosis pertama maupun kedua tuntas bulan ini atau paling lambat awal bulan depan.
Fasilitas kesehatan di Bali, kata Cok Ace, sudah disiapkan dengan matang. Terdapat sekitar 62 rumah sakit rujukan Covid-19 dan 25 laboratorium PCR dengan kemampuan mengetes lebih dari 4.000 sampel per hari. Selain itu, tenaga kesehatan, obat-obatan hingga oksigen juga sudah sangat memadai di Bali.
Pemerintah juga telah menyiapkan grand design skema wisatawan mancanegara di Bali. “Grand design tersebut mengatur skema wisatawan, mulai dari pintu kedatangan, testing, bagi yang positif akan dirujuk ke rumah sakit. Sementara yang negatif melanjutkan perjalanan ke hotel karantina, skema berwisata, hingga keberangkatan ke negara asal,” jelasnya.
Terkait keamanan, pemerintah daerah telah menjalin kerja sama dengan TNI dan Polri untuk menjaga secara ketat pintu-pintu masuk Bali, baik di bandara maupun pelabuhan. “Sehingga orang-orang yang masuk ke Bali benar-benar steril dan bebas dari Covid-19,” ungkapnya.
Sementara itu, pelaku usaha pariwisata pun telah menyiapkan diri dengan baik apabila pariwisata Bali untuk wisman dibuka. Lebih dari 2.000 hotel, restoran dan destinasi pariwisata sudah mengantongi sertifikat CHSE dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan rencananya 1.200 lagi akan menyusul. Pelaku usaha pariwisata hingga karyawannya juga rata-rata sudah divaksin dosis kedua.
“Bahkan saat ini kami tengah menggenjot pemakaian aplikasi PeduliLindungi di setiap tempat umum di Bali,” ucapnya.
Mengenai tempat wisata mana yang lebih dulu akan dibuka, Cok Ace mengatakan, sesuai awal jadwal vaksinasi massal pada Februari lalu, ada tiga zona hijau yang akan dibuka, yaitu Nusa Dua, Sanur, dan Ubud.
“Hal itu ditetapkan karena kita belum bisa mapping ketersediaan vaksin untuk Bali,” katanya.
Namun, melihat ketersediaan vaksin yang memadai dan sudah hampir rampung, ia optimistis seluruh Bali bisa dibuka untuk wisman. Selain itu, melihat perkembangan kasus Covid-19 yang akhir-akhir ini naik lagi di beberapa negara, Cok Ace juga mengatakan, pihaknya kemungkinan akan selektif memilih negara asal wisman.
“Kami sudah mencatat beberapa negara berdasarkan length of stay di Bali. Ada sekitar empat negara yaitu Amerika, Inggris, Jerman dan Rusia yang rata-rata tinggal di Bali 2 minggu. Tapi itu juga tergantung regulasi, karena itu kita harus benar-benar menyiapkan,” jelasnya dikutip dari merdeka.com.
Lebih dari itu, Cok Ace juga mengatakan persiapan internal saat ini benar-benar harus dikebut agar bisa membuka pariwisata Bali, seperti term-term regulasi dalam Permenkumham No 34 Tahun 2021. Pemerintah juga akan menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
“Kita harus siapkan plan A, plan B dan seterusnya. Tentu saja kita tidak ingin seperti negara lain seperti Singapura, yang awalnya sudah mau berdamai dengan Covid-19 namun sekarang menghadapi situasi buruk lagi,” ujar Cok Ace.


.webp)















