SuaraPemerintah.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dapat mempercepat penyelesaian sejumlah perundingan perjanjian internasional antara Indonesia dengan negara-negara mitra. Menjadikannya agenda prioritas yang segera diselesaikan.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Perdagangan Tahun 2021, di Istana Negara Jakarta, Kamis, 04 Maret 2021.
“Dipercepat penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial, ini adalah agenda prioritas,” kata Jokowi.
Rakernas ini juga dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta para pejabat terkait lainnya.
Jokowi juga mengatakan perlunya penyelesaian perundingan untuk mencari pasar ekspor baru di situasi masa pandemi saat ini.
“Karena pada masa-masa seperti ini kita butuhkan pasar ekspor baru. Kita sudah selesaikan IA CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) dengan Australia, dengan Korea, dengan EU,” ungkapnya.
IA CEPA diketahui telah ditandatangani pada 4 Maret 2019 dan resmi berlaku sejak 5 Juli 2020 setelah melalui 10 bulan proses ratifikasi. Sedangkan Indonesia-Korea Selatan resmi menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), di Seoul pada 18 Desember 2020.
Sementara perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) masih berlangsung. Perundingan putaran ke-10 tertunda akibat Covid-19.
Kedua pihak melakukan perundingan intersesi virtual pada 15-26 Juni 2020. Selanjutnya putaran ke-10 diperkirakan dilaksanakan pada Maret 2021 dan direncanakan selesai pada akhir 2021.
Orang nomor satu di Indonesia itu juga mendorong perampungan CEPA dengan negara lainnya.
“Tolong ini Pak Menteri didorong agar juga segera selesai dan negara-negara lain yang kita belum memiliki CEPA ini segera dirampungkan segera diselesaikan,” ungkap Jokowi.
Jokowi juga meminta agar implementasi 23 perjanjian perdagangan bilateral dan regional yang sudah ditandatangani. Sambil memberikan contoh yang perlu dilakukan jika sudah ada IA CEPA.
“Harus benar-benar dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Saya berikan contoh misalnya dengan Australia kita sudah punya IA CEPA, lihat peluang-peluang yang ada di sana. Saya kira yang gede peluangnya ada otomotif, pelajari betul, pasarnya seperti apa, konsumennya seperti apa, informasikan ke tanah air,” papar Jokowi.
Sehingga pengusaha Indonesia betul-betul bisa membuka pasar di Australia dan tentu saja produk produk UMKM yang lainnya dapat punya kesempatan untuk melakukan ekspor.
“UMKM memiliki peluang untuk perlu dibantu dan didorong dalam rangka meningkatkan nilai ekspor dan diversifikasi produk ke negara mitra dagang kita,” jelasnya.
Mantan gubernur DKI tersebut juga meminta ada penekanan terhadap sektor-sektor industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja.
“Seperti otomotif, elektronik, tekstil, kimia dan farmasi serta makanan dan minuman harus diberikan stimulus dan fasilitas-fasilitas ekspor, harus ada insentifnya untuk memperluas pasar terutama negara-negara non-tradisional dengan memanfaatkan kerja sama perdagangan,” jelasnya.
Tidak ketinggalan kinerja perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri harus dioptimalkan.
“Kita punya atase perdagangan kita punya ITPC (Indonesian Trade Promotion Center/Pusat Promosi Perdagangan Indonesia), semuanya harus bergerak,” pungkasnya. (red/pen)