SuaraPemerintah.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) berkomitmen membangun infrastrukturĀ SDA yang mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem dan kondisi lingkungan.
“Komitmen kita terhadap kelestarian lingkungan SDA akan menjamin kondisi lingkungan kepastian keberlanjutan ekosistem yang ada di dalamnya terpelihara,” kata Direktur Jenderal SDA Kempupera, Jarot Widyoko yang dibacakan Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal SDA Airlangga Mardjono, Selasa (16/3).
Menurut Jarot, rusaknya lingkungan dan ekosistem akan mengakibatkan masalah di kemudian hari.
Untuk itu, Jarot mengajak semua pihak mengembangkan pola pikir keamanan bangunan air menjadi lebih komprehensif.
Saat berpikir mengenai keamanan infrastruktur SDA, jangan hanya tentang kekuatan dan keamanan struktur, atau hanya mempertimbangkan aspek stabilitas dan durabilitas bangunannya, tetapi kerangka non-teknis perlu dipertimbangkan.
Dengan kata lain, bagaimana ekosistem dan kondisi lingkungan yang terpengaruh dapat terpelihara secara berkelanjutan.
“Kita tidak ingin berbicara tentang keamanan bangunan air yang kuat. Namun di saat yang sama, kita membahayakan kondisi lingkungan di masa datang,” ujar Jarot.
Ke depan, keberlanjutan ekosistem dan kondisi lingkungan SDA harus dipelihara sebagaimana sebelum infrastruktur SDA itu dibangun.
Dengan demikian, indikator keandalan infrastruktur SDA sudah semestinya tidak cukup diasosiasikan pada stabilitas, dan kapasitas infrastruktur, melainkan aspek keseimbangan tatanan ekosistem baru yang akan terbangun, sehingga keselamatan infrastruktur SDA akan menyatu dengan kelestarian lingkungan.
Maka dari itu, ketahanan kebencanaan infrastruktur menjadi bagian penting dalam strategi pembangunan infrastruktur bukan hanya karena kondisi alam Indonesia yang berada diĀ ring of fire, tetapi usia infrastruktur mesti dipantau berkelanjutan.
“Perlu ada pendekatan baru dalam menjamin kendalan dan keamanan infratruktur SDA baik yang sedang dibangun, dalam perencanaan, maupun infrastruktur yang sudah dibangun,” kata Jarot.
Desember lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya telah membangun 18 bendungan baru selama 2015-2020.
Target Kempupera adalah meningkatkan rasio tampungan air terhadap jumlah penduduk mencapai sebesar 120 meter kubik per kapita per tahun pada 2030, meningkat dari kondisi saat ini yang baru mencapai 50 meter kubik per kapita per tahun.
Ke-18 bendungan tersebut adalah Bendungan Rajui dan Payaseunara di Aceh, Jatigede di Jawa Barat, Titab di Bali, Bajulmati dan Nipah di Jawa Timur, lalu Bendungan Teritip di Kalimantan Timur, Raknamo dan Rotiklot di NTT, Tanju dan Mila di NTB, Logung dan Gondang di Jawa Tengah, Sei Gong di Kepulauan Riau, Bendungan Sindang Heula di Banten, Bendungan Napun Gete di Nusa Tenggara Timur, Tukul di Jawa Timur, dan Tapin di Kalimantan Selatan.