SuaraPemerintah.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan CEO perusahaan BUMN harus bisa bersaing dengan CEO perusahaan global.
Sekarang sudah eranya benchmarking, CEO BUMN harus bisa bersaing dengan CEO global. Harus ada benchmarking model bisnis.
Hal ini dikatakan Erick Thohir dalam konferensi pers virtual Forum Human Capital Indonesia (FHCI) di Jakarta, Rabu 7 April 2021. Pihaknya menekankan pentingnya transformasi BUMN agar dapat memenangkan persaingan di pasar terbuka yang dinamis.
“Sekarang kita sudah eranya benchmarking, CEO BUMN harus bisa bersaing dengan CEO global. Harus ada benchmarking model bisnis,” ujarnya.
Erick mencontohkan bagaimana ketika dalam industri perbankan dengan persaingan sangat terbuka dan terdapat bank swasta dan asing, tetapi bank-bank Himbara bisa menjadi pemain luar biasa bahkan dua bank Himbara masuk sebagai perusahaan besar di dunia.
Belum lagi penugasan yang sangat signifikan dari pemerintah di mana bantuan kepada UMKM secara keuangan, dengan empat bank Himbara sudah mencakup 60 persen dari total pinjaman UMKM di Indonesia yang tentunya jauh lebih besar daripada bank swasta maupun internasional.
“Itu merupakan contoh bagaimana klaster-klaster yang ada di BUMN, kita tantang ke depan harus bisa bersaing dengan sehat dan menjadi global. Ini tidak mungkin terjadi kalau tidak terjadi transformasi pada sumber daya manusia atau human capital-nya,” katanya.
Erick juga menambahkan, seperti disampaikan oleh Ketua FHCI Alexandra Askandar, hubungan yang sangat erat antara Kementerian BUMN dan komunitas atau insan BUMN menjadi sesuatu keharusan namun memiliki peta yang jelas dan ekosistem yang dibangun secara baik dan transparan.
Sebelumnya Erick Thohir bertemu dengan Vice Chairman State-Owned Asset Supervision and Administration (SASAC) RRC yakni Ren Hongbin untuk mempelajari bagaimana China berhasil mereformasi dan mentransformasi BUMN-nya untuk menjadi lebih efisien, memberikan kontribusi yang maksimal untuk masyarakat, dan menjadi pemain kelas dunia.
Menurut Erick, BUMN Indonesia dan BUMN China mempunyai misi dan visi yang sama untuk negaranya. Di samping itu BUMN Indonesia, BUMN China juga memberikan kontribusi ke masyarakat selain membantu peningkatan penerimaan negara. SASAC sendiri merupakan instansi pemerintah China yang mengelola 97 BUMN China.
“Inilah yang sangat dikhawatirkan saya secara pribadi ketika BUMN-nya tidak siap bertransformasi sehingga BUMN-nya punah karena kalah di persaingan,” ujar Erick Thohir.
Menurut Erick Thohir, itulah alasannya Kementerian BUMN saat ini membahas perihal human capital. Di era perubahan seperti ini sekarang, kata dia, sudah adanya bank yang sangat digital dan juga melihat bagaimana pabrik-pabrik manufaktur akan menuju ke arah teknologi kecerdasan buatan. (red/pen)