SuaraPemerintah.ID –Â Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) luncurkan Pilot Project Program Konversi sepeda motor konvensional ke kendaraan listrik. Hal ini sebagai salah satu upaya lanjutan dalam mencapai tujuan penggunaan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi massal.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menjelaskan, sepeda motor berbahan bakar minyak sudah habis masanya dan akan dikonversi menggunakan tenaga listrik. Artinya, rangka kendaraan masih akan digunakan, sementara mesin penggeraknya akan diubah.
“Tadi disampaikan 2030 kita harus bisa konversi 1,3 juta unit sepeda motor, ini bisa tidak kita lakukan,” papar Arifin di acara Launching Pilot Project Program, Bogor, Rabu (18/8).
Maka dengan adanya program ini, ke depannya masyarakat tak perlu lagi membeli motor baru, namun dapat memanfaatkan motor lamanya. Dalam bentuk dukungan hal itu, pemerintah akan membutuhkan bengkel-bengkel UMKM dan sekolah kejuruan di bidang mesin.
“Kita harus kembangkan ke tingkat UMKM, ini adalah tantangan ke depan, sehingga kita bisa berbagi teknologi,” ucapnya.
Mengenai hal ini, dia menjelaskan, dengan mengonversi kendaraan dalam skala besar, akan membuat biaya konversi dan memakan biaya untuk komponen pendukung menjadi lebih murah dan efisien. Meski biaya konversi untuk satu kendaraan saat ini mencapai Rp 10 juta, tapi hasilnya cukup bagus.
“Masuk bengkel keadaan butut, keluar udah lebih mulus, dan pantas juga dipajang di forum,” tuturnya.
Dengan demikian, dia menyarankan untuk membangun komunikasi dengan industri komponen pendukung, seperti baterai dan mesin tenaga listrik.
“Saran saya coba kita bicara ke industri komponen, bagaimana agar melihat ada potensi pasar (yang cukup) besar, sehingga dia bisa tingkatkan produksi ke skala besar,” ujarnya.
Dengan peningkatan skala produksi dan penekanan biaya tersebut, Arifin berharap hal tersebut bisa mendorong masyaratkan untuk memanfaatkan motor modifikasi tersebut.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, kendaraan yang telah dikonversi menjadi kendaraan listrik mampu menghemat biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan.
“Kalau dihitung, bahwa pengehematan secara rupiah sekitar Rp 125 ribu per bulan,” katanya.
Bahkan, lebih menarik lagi, ada peningkatan tenaga dari motor yang sebelum dikonversi dan setelah dikonversi.
“Contohnya, jenis motor honda merek revo itu sebelum dikonversi powernya 4,5 HP, dikonversi naik jadi 5,4 HP. Meski motor tersebut masa nilainya sudah habis, karena telah digunakan sekitar 5-6 tahun,” pungkasnya.


.webp)













