Kamis, Oktober 16, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Sepak Terjang Pelatih Greysia-Apriyani Raih Emas Olimpiade Tokyo

SuaraPemerintah.ID– Olimpiade Tokyo 2020 ditutup dengan manis oleh para pebulu tangkis Indonesia. Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang melaju ke partai puncak sukses mempertahankan tradisi medali emas Indonesia. Mereka menang usai mengalahkan andalan Tiongkok, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan secara straight game dengan skor 21-19 21-15. Pertandingan mereka pun berlangsung dengan alot dan saling kejar.

Selain itu, bulu tangkis Indonesia pun menambah satu medali lagi lewat tunggal putra terbaik Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting. Ia sukses meraih perunggu usai mengalahkan Kevin Cordon, wakil Guatemala di perebutan medali perunggu.

- Advertisement -

Bicara soal kemenangan para atlet, tentu tak lepas dari sosok pelatih di balik para juara. Para pelatih punya andil yang sangat besar di balik kesuksesan para atletnya. Salah satunya Eng Hian, pelatih sektor ganda putri Indonesia. Berikut fakta tentang Eng Hian, sosok di balik suksesnya Greysia/Apriyani yang raih emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Eng Hian merupakan salah satu keturutan etnis Tionghoa yang menjadi pemain bulu tangkis untuk membela Indonesia. Eng Hian merupakan pria kelahiran Solo, 17 Mei 1977. Kini, usianya telah menginjak 44 tahun.

- Advertisement -

Namun karena ketatnya persaingan ganda putra di pelatnas PBSI, nama Eng Hian dan Flandy Limpele pun perlahan meredup. Akhirnya pada 2001 hingga 2003, mereka memutuskan untuk membelot dan bermain untuk Inggris.

Sukses membawa anak didiknya meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, ternyata Eng Hian juga seorang mantan atlet. Tak sekedar itu, Eng Hian bahkan pernah meraih medali perunggu di ajang Olimpiade Athena 2004. Ia meraih medali perunggu lewat nomor ganda putra bersama pasangannya, Flandy Limpele yang kini menjadi pelatih ganda putra Malaysia.

Karier profesionalnya, seperti dilansir dari laman merdekacom, Eng Hian sebagai pebulu tangkis berakhir pada tahun 2006 dan ditutup dengan manis, yaitu dengan menjadi juara Dutch Open 2006. Usai kembali ke Indonesia, pada tahun 2014 lalu pelatnas Cipayung memintanya untuk menangani sektor ganda putri.

Di awal kariernya menjadi pelatih, saat itu tangan dinginnya sukses membawa Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari menjadi juara pada ajang Asian Games 2014 yang dilaksanakan di Korea.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru