Rabu, Oktober 8, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

BMKG: Nelayan Pesisir Selatan Harap Waspada Perubahan Cuaca Ekstrem

SuaraPemerintah.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar para nelayan di sepanjang pesisir selatan Jawa waspada potensi perubahan cuaca ekstrem menjelang masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Menurut BMKG, cuaca buruk dapat kapan saja terjadi.

BMKG memprediksi wilayah di Indonesia akan memasuki musim penghujan lebih besar dari biasanya. Berikut beberapa wilayah terdampak diantaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan, dan Papua bagian selatan. Musim hujan ini masa puncaknya diprediksi akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022.

- Advertisement -

“Pada musim peralihan, gelombang tinggi, badai, angin kencang, atau cuaca buruk dapat sewaktu-waktu terjadi. Ketinggian gelombang bisa mencapai kisaran 4-6 meter,” kata Kepala BMKG, Dwikorita, Yogyakarta, Rabu (22/9/21).

Ia membeberkan, sesuai hasil pantauan parameter anomali iklim global oleh BMKG dan institusi-institusi internasional lainnya, terdapat indikasi atau peluang bahwa ENSO Netral akan berkembang menjadi La Nina dengan kategori lemah hingga moderat menjelang akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022. Sementara itu, Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Netral diprediksi bertahan setidaknya hingga Januari 2022.

- Advertisement -

“Jika La Nina terjadi, maka akan berdampak pada peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal ini juga berdampak pada risiko terjadinya bencana hidrometeorologi,” tuturnya.

Masih kata dia, perubahan cuaca ekstrem sangat berpengaruh bagi keselamatan para nelayan. Maka dari itu, BMKG mengimbau agar para nelayan untuk terus mengupdate informasi cuaca sebelum memutuskan untuk berlayar.

Dia menambahkan, selain membaca tanda-tanda alam seperti kemunculan awan Cumulonimbus seperti bunga kol bergulung-gulung, nelayan juga perlu mengakses informasi cuaca real time dari BMKG.

“Informasi dari BMKG tersebut dijadikan pijakan keputusan, apakah akan melaut atau tidak. Kapan harus berlayar, dan kapan harus menunggu. Waktu menunggu bisa dimanfaatkan untuk perbaikan kapal atau jaring,” tutupnya.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru