SuaraPemerintah.ID-Ketua DPR RI, Puan Maharani, bertemu langsung dengan pimpinan DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi, saat Seventh Group of 20 (G20) Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Italia. Sontak, Puan berencana mengundang Pelosi bertandang ke Indonesia.
Forum P20 dibuka pada Kamis (7/10/21) Perdana Menteri Italia di Palazzo Madama, Gedung Senat Italia di Roma. Puan bersama Pelosi sempat berbincang sebelum gelaran P20 dimulai. Ia mengungkapkan harapannya agar Pelosi menghadiri P20 di Indonesia pada September 2022.
Diketahui, Gelaran P20 tahun 2022 diselenggarakan bersamaan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, dan Indonesia menjadi tuan rumah. Puan dan Pelosi juga berbincang mengenai pandemi Corona yang melanda dunia. Dua pimpinan parlemen perempuan ini menjelaskan situasi pandemi di negaranya masing-masing.
Selain Pelosi, anak Megawati Soekarno Putri ini juga menemui para pemimpin parlemen negara-negara G20 lainnya, untuk mengundang mereka datang ke Indonesia tahun depan. Beberapa undangan menghadiri P20 di Indonesia, yakni Ketua Dewan Nasional Republic of Korea Park Byeong-Seug, Ketua Parlemen Singapura Tan Chuan Jin, Speaker of the Senate Belanda Jan Anthonie Bruinj dan Speaker of the Grand National Assembly Turki Mustafa Sentop.
Menurut Puan, perlu ada kemitraan global untuk mendorong ekonomi hijau secara global, termasuk dalam membantu negara berkembang mengimplementasi ekonomi hijau tersebut. Dalam forum tersebut,Ia juga mengungkapkan Indonesia terus berkomitmen menurunkan emisi.
“Bagi Indonesia, kami on track menurunkan emisi sesuai target NDC Paris Agreement sebesar 29 persen dengan upaya mandiri dan siap mencapai hingga 41 persen dengan dukungan internasional,” tutur Puan.
Selain itu, Ia juga menyampaikan Indonesia memiliki target Net Zero Emission tahun 2060 serta Net Sink tahun 2030, pada sektor hutan dan tata guna lahan, serta menargetkan 23 persen renewable energy di tahun 2025, serta pentingnya kerja sama internasional guna mendukung negara berkembang.
“Pembiayaan, dukungan teknis, riset bersama dan transfer teknologi dibutuhkan negara berkembang untuk mengalihkan ekonomi ke pembangunan rendah karbon. Kita memerlukan political will dan kepemimpinan dari semua negara termasuk dari Parlemen untuk meningkatkan ambisi menurunkan emisi, aksi adaptasi dan transisi energi.Namun perlu diingat, tidak ada one size fits all policy transisi energi perlu dilakukan secara gradual,” urainya.
Puan lantas menyoroti kurangnya komitmen dan kepercayaan antar-negara untuk saling membantu dalam hal transformasi ekonomi hijau. Untuk itu ia mendorong P20 agar membantu menyatukan potensi berbagai negara untuk menghadapi tantangan-tantangam global dan menciptakan masa depan bersama.
“Karenanya P20 dapat berperan untuk mendorong pemerintah G20 meningkatkan kemitraan global dan mendorong dukungan pendanaan dan teknik untuk transformasi ekonomi hijau yang inklusif. Saya yakin melalui kerja sama dalam P20 kita dapat membantu mewujudkan pemulihan ekonomi global yang lebih kuat dan berkelanjutan,” pungkasnya.


.webp)












