SuaraPemerintah.ID –Â Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan studi tiru pengelolaan kawasan sarana olahraga ke Pusat Pengelolaan Komplek (PPK) Gelora Bung Karno (GBK). Hal ini dilakukan guna optimalisasi pengelolaan sarana olahraga yang ada di Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, dari studi ini diketahui, pengelolaan sarana olahraga ternyata bisa dimaksimalkan dengan berbagai cara. Strategi inilah yang harus bisa dipelajari untuk bisa diadaptasikan di Kota Bandung.
“Jadi kita mempelajari bagaimana pengelolaan GBK, kemudian pola pola kerja samanya. Fasilitas apa saja yang ada dan bisa dikerjasamakan. Mana yang dikelola dan pemeliharaannya juga,” kata Yana usai menyusuri kawasan GBK, Jakarta, Senin, (11/10/21).
Di kawasan GBK, tidak hanya terdapat sejumlah sarana dan prasarana olahraga saja. Namun terdapat cafe, minimarket, sentra kuliner, merchandise dan lokasi wisata sejarah.
Ia turut mempelajari pola pengelolaan sarana olahraga yang dapat dioptimalkan untuk keperluan komersil. Hal ini sebagai cara untuk menambah pemasukan guna memaksimalkan dukungan pemeliharaan.
“Pemanfaatan areal di sekitar stadion ini optimal dengan pemanfaatan yang dikerjasamakan, dan bisa bentuknya apa saja. Fasilitas penunjang tidak hanya untuk olahraga saja, tapi yang lainnya juga,” terangnya.
Perlu diketahui, Pemkot Bandung memiliki 18 fasilitas berupa Sarana Olah Raga (SOR), Gelanggang Olah Raga (GOR) dan Gelanggang Taruna (GT).
Yana mengungkapkan, optimalisasi pengelolaan ini tidak hanya terbatas dari fasilitas utama olahraganya saja. Namun perlu juga pengembangan lingkungan di sekitar sarana olahraga sebagai faktor pendukung.
“Mempelajari pengelolaan atau nanti kita kerja sama seperti apa, bagaimana kita memanfaatkan lingkungan sekitar dan lingkungan pendukung lainnya,” tuturnya.
Sementara itu, Dirut PPK Gelora Bung Karno, Rakhmadi Afif Kusumo mengaku siap mendampingi Pemkot Bandung dan berkolaborasi terkait pengelolaan sarana olahraga. Menurutnya, fasilitas olahraga saat ini bisa dimanfaatkan untuk beragam kegiatan sehingga memiliki potensi komersialisasi cukup besar.
“Silahkan bapak tanya sebanyak-banyaknya kita diskusi bagaimana penngelolaan di sini. Saya cukup senang, karena saya juga dulu tinggal di Bandung. Saya dari ITB, jadi penikmat sarana olahraga di sana,” tutup Rakhmadi.