SuaraPemerintah.ID – Anggota Komisi II DPR RI, Anwar Hafid, menekankan pentingnya personal branding bagi para anggota dewan. Namun ia juga menyadari jika sebagai publik figur, dirinya pasti tidak lepas dari sorotan hingga sentimen negatif.
Untuk itu, ia menempatkan kritikan dari publik sebagai sebuah bentuk ekspresi kebebasan berpendapat dan penting dalam proses demokrasi.
“Karena di era demokrasi saat ini, kita tidak bisa memaksaan sesorang untuk selalu senang dengan kita,” ujar Anwar saat diwawancarai SuaraPemerintah.ID via zoom, Kamis (17/2/2022).
“Kebebasan berpendapat itu harus bersatu dengan demokrasi. Kadi kritikan itu adalah introspeksi bagi saya, itu yang saya sampaikan kepada tim saya.”
Baginya personal branding lebih kepada penguatan karakter, dan karakter itu tidak boleh hasil polesan.
“Bagi saya dalam konotasi positif, pencitraan itu sangat penting sepanjang dilakukan sesuai dengan yang kita laksanakan. Kalau dulu namanya sosialisasi, tapi kalau sekarang pencitraan,” ujarnya.
Itu sebabnya Anwar memanfaatkan sosial media sebagai bentuk pertanggungjawaban publik atas apa yang dikerjakan.
“Kalau di sosmed saya, yang saya posting itu kegaitan dinas saya kemudian kegiatan olahraga dan ketiga tentang keluarga. Saya melarang sesuatu yang kontradiktif dengan kondisi masyarakat,” katanya.