SuaraPemerintah – Bunda Literasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Sri Rahayu Mulya Naziarto Kembali didapuk untuk memberikan pencerahan berkenaan dengan literasi.
Seperti pada Kamis (20/10/2022), Bunda Literasi Babel tersebut mengenalkan apa itu literasi kepada puluhan siswa SD dan orang tua (tua) Sekolah Dian Harapan (SDH) Bangka.
Kegiatan dibungkus melalui Seminar Literasi yang berlangsung di Aula SDH Lantai 3 Gedung SDH Bangka di Pangkalan Baru, Bangka Tengah itu, turut dihadiri Kepala SDH beserta guru SDH.

Sebelum menyampaikan apa itu literasi, Bunda Literasi Provinsi Babel mengajak anak-anak untuk bernyanyi. Sontak ajakan itu langsung diterima anak-anak SDH. Bahkan dua dari puluhan anak-anak percaya diri maju ke depan untuk bernyanyi.
Menurut Sri Rahayu Naziarto, apa yang dilakukannya diawal penjelasan tersebut, merupakan bagian dari literasi.
“Selama ini, kita sudah bisa lagi berkomunikasi yang efektif dan resfektif dengan anak-anak, bahkan anak-anak kita sendiri. Itu diantaranya karena kesibukan orang tua, termasuk dikarena gadget,” ujar Sri Rahayu.
Jadi, komunikasi merupakan bagian dari sebuah literasi. “Anak kita itu punya tiga karakter. Pertama, karakter secara visual. Artinya dia akan beriteraksi dengan menatap muka kita dan mimik muka kita. Dia akan diam, duduk, dengar apa yang kisa sampaikan,” paparnya.
Kedua, anak auditori. Walaupun mereka bicara, tetapi telinga mereka tetap mendengar. Karena karakter anak-anak itu beda-beda. Ketiga, karakter kinastetik, tak mau diam, lompat, lari, tetapi ie mendengar dan memperhatikan. Yaitu dengan suara membaca nyaring.
Karakter anak ini berbeda-beda. Untuk itu, ditekannya, jangan membeda-bedakan anak. Hal tersebut menurut Sri Rahayu, penting dipahami karena merupakan bagian dari literasi.
Begitu pula dengan gadget, kata dia, itu sangat mempengaruhi kehidupan. “Literasi itu di kita bahkan tanah air baru belakangan ini digaungkan. Di Indonesia banyak sekali perpustakaan, terbanyak kedua di dunia, tetapi minat bacanya sedikit. Karena tidak ada interaksi dari keluarga untuk menumbuhkan minat baca mereka,” terangnya.
Intinya, literasi tidak sebatas membaca, menulis, berhitung saja, tetapi juga bagaimana berkomunikasi yang efektif dan resfektif.
Untuk membangun literasi bagi anak-anak didik missal di level SD, saran Bunda Literasi Babel, Langkah awal jangan berikan mereka informasi berupa buku-buku yang berat, tetapi cukup cerita ringan buat anak-anak.
Hal yang menarik perlu diperhatikan orang tua, ditambahkan Bunda Literasi Babel Sri Rahayu, ternyata melalui literasi bagaimana mengajak anak-anak menjadi lebih kritis, bukan kritik.
“Lingkungan pertama kali yang dibentuk berkenaan dengan literasi ini adalah keluarga. Munculkan dulu minat baca didalam diri dan keluarga kita. Kemudian menjaga tata krama, sopan santun. Jadi, maksimalkan waktu kita bersama anak-anak kita, bagaimana kita beriteraksi, berkomunikasi, dalam upaya membangun literasi,” ungkapnya.
Bunda literasi pandangan Sri Rahayu, tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dari semua pihak. “Untuk itu, mari tanamkan gemar membaca bagi anak-anak guna membentuk karakter mereka, yaitu membentuk sikap lebih kritis, mau bertanya, tidak malu, ada respon. Yuk, orang tua dan siswa-siswi serta guru di Sekolah Dian Harapan Bangka khususnya untuk meningkatkan literasi,” seru Sri Rahayu Naziarto.
Ia meminta semua lini, keluarga, sekolah, mari tingkatkan literasi untuk membangun negeri.
Sementara sebelumnya Teguh Kepsek SDH Bangka menyebutkan, selama ini mungkin anak-anak didik dan orang tua masih belum tahu apa itu literasi.
“Makanya mulai hari ini, mari kita belajar tentang literasi Bersama Bunda Literasi Provinsi Babel,” ajak Kepala SDH.
Dalam kegiatan tersebut, Bunda Literasi Babel turut didampingi Kabid Pelestarian Koleksi Nasional dan Pelestarian Naskah Kuno DKPUS Babel Mirdayati mewakili Kepala DKPUS Babel Rakhmadi.