Minggu, Oktober 19, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Masjid Jami Jalaluddin, Masjid Kuno Dan Unik di Kemusu Boyolali

SuaraPemerintah.IDMasjid Jami Jalaluddin adalah sebuah masjid kuno di Dukuh Glinggang, Desa Kendel, Kecamatan Kemusu, Boyolali, yang konon katanya sempat diperuntukkan sebagai tempat pertapaan Raden Said atau Sunan Kalijaga. Masjid tersebut tergolong tua dan unik, karena bangunan masjid semua terbuat dari kayu jati yang diperoleh diwilayahnya.

Masjid berusia ratusan tahun ini kini digunakan warga untuk aktivitas beribadah. Samping masjid kuno ini memiliki tiga tangga pada bagian luar masjid. Sebelah kiri dua tangga dan kanan satu tangga. Kemudian di sebelah barat masjid terdapat dua makam pendiri masjid dan diberi pagar. Jendela kanan dan kiri tepat di tempat imam terdapat dua lafas Al quran yang manusia sedang sholat, tempat wudhu dibuat bak ukuran, sedangkan jamaah yang ingin wudhu harus menggunakan dayung. Namun, sebagian sudah dibuat dengan kran.

- Advertisement -

Menurut Muhndori salah satu cucu Mbah Jalal, bahwa pembangunan Masjid Jami Jalaluddin tersebut tidak mudah, kayu jati yang didapat bisa dikatakan aneh dan skral karena harus melakukan puasa dua tahun dan berdoa khusus untuk mendapatkan kayu jati untuk mendirikan masjid pada Kamis(30/03/2023).

“Cerita dari bapak saya dulu, bahwa masjid ini dibangun dengan susah payah dan penuh pengorbanan. Kayu yang buat bikin masjid, bukan kayu sembarangan,” ungkapnya.

- Advertisement -

Ia mengatakan, sebagian kayu jati ada juga peninggalan dari Raden Said yang sampai saat ini masih disimpan di sebuah kotak kayu yang ditaruh di dekat mimbar.

“Disini ada peninggalanya dari Raden Said, yaitu kayu jati ukuran kecil dan sekarang, oleh tokoh masyarakat sini untuk disimpan dengan baik,” ujarnya.

Masjid Jami Jalaluddin yang diperkirakan berumur sudah ratusan tahun tersebut tergolong bangunan tua dan unik, karena semua dinding dan tangga serta lantai terbuat dari kayu jati.

“Ya, semua masjid ini terbuat dari kayu jati. Masjid ini tingkat satu, bagian atas dulu khusus buat mengaji Al Quran. Kalau sekarang dibuat tempat sholat. Menurut Mbah Jalal dulu, kalau ngajinya dibawah tidak baik karena diatas sana ada orang, sama aja dibawah kaki qurannya,” katanya.

Menurut cerita, Masjid Jami Jalaluddin ini sempat digunakan tempat bertapa Raden Said dan juga Masjid Jami Jalaluddin sempat terbengkalai tidak terurus. Oleh warga akhirnya di rawat dan dibersihkan sebagai tempat beribadah.

“Masjid kuno ini dibangun oleh Mbah Jalal dan sang gurunya Kyai Jalal. Kemudian orang tua saya dipesan, untuk merawatnya kalau rusak untuk memperbaikinya untuk tempat beribadah,” jelas dia.

Masjid dengan ukuran lebar 20 meter dengan panjang 40 meter, pada bulan suci Ramadan ini Masjid Jami Jalaluddin selalu ramai untuk kegiatan Ramadan.

“Kalau masjid ini baru di renovasi dua kali, bagian menara atas yang bagian barat itu, dan tempat imam. Kalau yang lainnya masih untuh dan kokoh,” katanya.

Dengan berkembangnya waktu, warga masyarakat di di perkampungan dukuh Glinggang, desa Kendel kini mulai banyak yang mencari ilmu agama di pondok pesantren.

Cek Artikel dan Berita yang lain di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru