Selasa, Oktober 14, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Yeay! Pemerintah Terima 3.500 Ton Beras Impor dari Kamboja

SuaraPemerintah.ID – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan sebanyak 3.500 ton beras impor asal Kamboja telah memasuki wilayah Indonesia, lewat pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Impor beras tersebut telah diambil sampel pengecekan oleh Badan Karantina Indonesia guna memastikan aspek keamanan dan mutu pangannya.

Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kedatangan stok beras dari luar negeri merupakan langkah pemerintah yang telah dipertimbangkan secara seksama dan komprehensif.

- Advertisement -

Ia memastikan penggunaannya hanya diperuntukan ke program-program pemerintah dalam rangka intervensi pasar dan bantuan ke masyarakat.

“Kita tidak semata-mata hanya mengimpor saja dari Kamboja dan menjadi net importir, tidak seperti itu. Potensi ekspor pupuk dari ke Kamboja melalui BUMN Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) juga besar,” katanya.

- Advertisement -

“Jadi kita beli beras, pada saat yang sama kita jual pupuk untuk membantu produksi pangan dunia. Ada sebanyak 490 ribu ton untuk ekspor ke Kamboja yang saat ini bisa disiapkan. Angka ini tentunya setelah mengamankan kebutuhan pupuk nasional termasuk buffer-nya,” pungkas Arief.

Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, ini adalah pertama kali beras impor asal Kamboja masuk RI setelah lebih dari 1 dekade.

Di sisi lain, dia menambahkan, beras impor asal Kamboja itu akan mengisi cadangan pangan pemerintah (CPP). Artinya akan masuk ke gudang Perum Bulog, yang akan digunakan sebagai sumber bantuan beras. Juga untuk menjaga ketahanan stok yang ditarget minimal 1 juta ton pada akhir tahun 2023.

Hal itu disampaikan Arief saat meninjau Gudang Bulog Randu Garut di Semarang, Jawa Tengah, hari ini, Kamis (2/11/2023).

“Hari ini merupakan pertama kalinya Kamboja mengirimkan berasnya setelah adanya MoU sejak 11 tahun yang lalu. 11 tahun tidak ada yang bisa mengeksekusi MoU (Memorandum of Understanding/ Nota Kesepahaman) itu dan tidak satu butir pun beras masuk. Nyatanya ini bisa kita kerjakan dan akhirnya terjadi hari ini. Sekarang beras dari Kamboja ini bisa masuk dan berasnya sangat baik,” katanya dalam keterangan resmi.

“Targetnya ada 10.000 ton dan hari ini telah datang 3.500 ton. Selanjutnya nanti kita akan bicara lagi dengan pihak Kamboja,” tambah Arief.

Disebutkan, ada 140 kontainer bermuatan 25 ton beras. Sehingga jumlah keseluruhannya mencapai 3.500 ton dan telah diambil sampel pengecekan oleh Badan Karantina Indonesia guna memastikan aspek keamanan dan mutu pangannya.

Arief mengatakan, saat ini memang diperlukan n tambalan stok beras dari pengadaan dari luar negeri.

“Kita tegaskan nomor satu prioritas kita adalah tentunya produksi dalam negeri. Namun saat Bapanas melihat dan mengkalkulasi neraca pangan tahun ini, memang kita memerlukan pengadaan dari luar negeri, itu harus kita lakukan,” jelasnya.

“Kita ini sekarang sedang bangun ekosistem pangan nasional. Daerah-daerah sentra produksi akan dipastikan produksinya oleh Bapak Mentan (Menteri Pertanian) mulai dari penyiapan benih, fertilizer, irigasi, reservoir, dan sebagainya,” cetusnya.

Cek Artikel dan Berita yang lain di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru