Etika itu apa? saya jadi bingung menulisnya.
Oleh David Perdana Kusuma

Saya sering sekali mendengar kalimat ini didengungkan. Baik itu dalam artikel ataupun slogan suatu institusi. Kata ini diagungkan dan dianggap sebagai suatu guidelines kehidupan, a code, a parlay, rules and regulations, implementasi suatu aturan, harus ada etika katanya. Saya juga sering mendengar kata ini dalam berbagai webinar, seminar tentang akhlak yang sekarang gencar-gencarnya digaungkan pemerintah. Terutama ketika temanya menyangkut tentang pancasila dan UUD 45. Tentang filsafat, hukum, dan aturan beragama. Berakhlak, beretika, berguna bagi nusa bangsa atau apalah lagi jargon lain yang diamanatkan.

Sebenarnya ketika memutuskan untuk menulis tentang etika dalam waktu yang sebenarnya cukup singkat, saya ragu apakah saya bisa menyelesaikannya. Apalagi dengan kesibukan di instansi dan mendekati akhir jabatan pimpinan kami. Kalau tentang pengertian etika pasti banyak referensi kita temukan di google ataupun buku-buku popular lainnya. Saya juga belum berani menyimpulkan apakah saya sudah menjadi manusia yang beretika dan sudah dengan patuh dan taat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Baiki itu dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat.

Rasanya mungkin susah untuk beretika di dunia yang sangat maju dan cepat sekarang ini. Pergeseran perilaku dari zaman ke zaman, dari zaman batu ke zaman teknologi canggih seperti ini menjadi suatu pertanyaan tersendiri. Apakah etika akan tetap ada dalam setiap perilaku insan di dunia ini. mengingat manusia adalah makhluk sosial, namun juga homo homini lupus yang dalam keadaan tertentu lebih mementingkan diri sendiri. Kita tidak tahu dalamnya hati seorang manusia. Dalam setiap peristiwa, we can see what a man can do, to another man, especially in troubled times such as wars.

Saya mencoba merenungkan lagi, contoh etika yang saya pernah lakukan setelah saya membaca tentang apa saja contoh etika yang saya baca sekilas di internet. Saya pernah membungkuk dan melakukan kontak mata kepada orang tua dan orang-orang yang kebetulan sedang duduk dalam pengajian dimana saya meliput pimpinan yang menghadiri giat tersebut. Saya disuruh melakukan peliputan. Saya duduk ditengah mereka dan melakukan tugas sebagai analis publikasi. Memang saya bilang permisi dan maaf, tapi sepertinya ada yang ketawa dan nyeletuk “coba foto dari sana disini banyak orang.” Mau sopan dan hormat seperti apapun, pasti ada orang yang tersinggung dan merasa terganggu.

Sepertinya etika ini sangat subjektif, walau kita lakukan sesuai aturan dan arahan tertentu sekalipun, pasti ada yang tidak puas, dan selalu salah di mata manusia. Saya pernah juga mengikuti prajab dan belajar tentang yang namanya ANEKA. ANEKA itu singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Sampai sekarang, walaupun sudah lulus prajab, saya masih tidak mengerti tujuan aneka yang katanya solusi kekinian bagi akhlak ASN ini apa.

Ada kejadian unik ketika saya diambil sumpah janji, setelah disuruh mengangkat dua jari dengan tanda peace itu, entah kenapa saya masih ragu. Apakah saya bisa menjadi PNS yang memiliki etika?. Apakah nanti saya mampu melaksanakan tugas etika ini sampai akhir atau di sepanjang jalan akan ada gangguan yang mengharuskan saya melakukan hal-hal yang melanggar etika, demi bangsa dan Negara?.

Setelah selesai pengambilan sumpah janji, salah satu senior menghampiri saya dan menanyakan pertanyaan yang membuat saya terkejut dan malu.
“Kamu ingat apa saja tadi yang kamu ucapkan di pengambilan sumpah janji?.” Tanya ybs. Saya menjawab, “saya lupa bang. Yang saya ingat cuma 15 tahun kontrak mengabdi di sini.”


Dalam implementasi mengabdi hampir lima tahun di kabupaten saya, rasanya ada beberapa etika yang saya langgar, sengaja ataupun tidak disengaja. Sengaja karena kepepet dan sengaja karena perintah pimpinan. Susah sekali rasanya menuliskan apa saja yang telah dilanggar, selama diklat prajab on site yang dilakukan selama satu bulan sebelum kami kembali lagi untuk melaporkan akltualisasi kami, rasanya ada beberapa hal yang menurut saya, sudah melanggar tapi tetap dilakukan sampai sekarang.
Kalau melihat dunia digital sekarang ini dimana semuanya viral, semuanya serba cepat, instan, dan cancel culture yang merajalela.

Semua ASN dituntut untuk melek digital tapi tetap dalam koridor etika itu. Rasanya lucu deh. Kita bebas berpendapat, tapi harus hati-hati juga berpendapat, ada etika yang harus dijaga. Mirip-mirip kalau kita ikut konser dimana kita berbaur dengan lawan jenis, “yang perempuan tangannya diatas, yang laki-laki tangannya dijaga.” Kata MC nya. Kocak banget. Apalagi kalau melihat kalimat transparansi, harus transparan, namun tetap ada beberapa hal yang harus dirahasiakan. Ada syarat dan ketentuan, terms and condition, etika namun sepertinya berstandar ganda? Atur aja.

Sumpah janji pns itu, selain dari kalimat 15 tahun mengabdi dan tidak boleh pindah tadi, ada kalimat yang sempat melintas sebentar saja, di kepala saya. di Bunyinya kira-kira seperti ini. “Menjaga rahasia dan nama baik pimpinan.” Waduh.
Contoh peristiwa yang mengadung etika yang saya ceritakan terjadi di Negara konoha, ketika berperang melawan suku air.

Ada perintah dari el padre our patron kita harus mengumpulkan sekian ringgit. “Sebagai kebijakan. Ringgit ini akan digunakan untuk membiayai hal-hal tidak terduga seperti perang, kelaparan, dan kalau Negara konoha ingin membantu peralatan perang di Negara hujan dan Negara rumput”.kata el patron.

“Darimana kita mendapatkan uangnya el patron?.” Tanya penasihat. “Kita gunakan taktik Hannibal ketika menyerang Roma. Kita korbankan kasim paling rendah, gunakan nama mereka untuk mengumpulkan ringgit, nanti kalau ada apa-apa mereka yang kita lempar ke bawah truk untuk mengganti, dan kalau mereka sampai bernyanyi, kita hukum dengan cara dipindahkan ke tempat paling jauh, jotunheim misalnya.”.
“Benar sekali el patron.” Kata penasihat. “Mereka akan selalu terikat dengan etika atau dengan kata lain janji itu, tidak ada orang yang suka dengan whistle blower, untung saja hukum di Negara ini mengadopsi sistem Negara federasi, kalau tidak kita bisa juga kena batunya.” Itulah percakapan yang terjadi di Negara antah berantah yang menjadi contoh dari betapa sulitnya mempertahankan etika di dunia Barbie ini.

Seperti tulisan-tulisan penulis kreatif di ajang ASN menulis ini, sama seperti penulis lainnya, saya akan mengutip beberapa referensi dari internet tentang etika, supaya tulisannya kalau bisa sih lebih dari sepuluh halaman dan tulisannya terlihat seperti artikel di kompasiana dan platform menulis online lainnya.tapi kayanya nda sampai sepuluh deh.
Pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Kemudian Etika berkaitan dengan norma, kesopanan, dan tingkah laku. Definisi etika menurut Martin adalah suatu disiplin ilmu yang berperan sebagai acuan atau pedoman untuk mengontrol tingkah laku atau perilaku manusia . Individu yang beretika secara tidak langsung sedang menunjukkan intelektualitasnya. Unsur utama yang membentuk etika Ialah moral . Jadi etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.

Begitulah kira-kira. Yang sekarang sedang cukup menjadi perhatian adalah etika digital. Dari sekian banyak etika, umum, khusus, dsb . Ada yang namanya etika digital. Bagi ASN etika ini ternyata sangat penting. “Mulutmu harimaumu, ketikanmu menunjukkan siapa dirimu.” Ada kasus ASN yang suaminya dipecat gara-gara cuitan atau postingan di media. Ada kasus dimana ASN dipindahkan dan dipisahkan atau dimutasi ke tempat jauh hanya karena beda pilihan pas pemilu dan itu terlihat di postingan social medianya. Ada yang bercerai hanya karena postingan suami atau istrinya yang membuat salah satu nya cemburu buta. Sampai ada yang karena postingan saja, beradu nyawa, dan berakhir di kamar mayat dan atau dipenjara. Kita seperti tidak bisa membedakan, dunia nyata dan dunia internet. Etikanya jadi blurry. Dan lain sebagainya.


Apakah etika menjadi satu-satunya pedoman dalan menilai subjektivitas dan objektifitas seorang manusia? Apakah dengan menilai seseorang dari perilakunya kita bisa menyimpulkan apakah seseorang ini pantas, layak ,patut, menjadi seorang pemimpin?. Saya jarang menulis artikel, ada beberapa artikel yang saya tulis tapi semuanya tidak ada hubungannya dengan etika. Jarang sekali rasanya membahas tentang ini, baik di dunia kerja ataupun membaca tentang yang namanya etika. Atau mungkin sebenarnya hal-hal yang berhubungan dengan etika kita lakukan setiap hari hanya kita tidak terlalu aware kalau semua yang kita perbuat itu ada hubungannya dengan moral dan perilaku yang diharapkan untuk dilakukan di masyarakat dengan tujuan membentuk masyarakat yang berfungsi dengan baik.

Sepertinya etika ini juga berhubungan dengan aturan . ya aturan, yang kita ikuti setiap hari, mengatur dan memaksa. Kalau tidak melakukan ini, kita akan terkena ini dan ini. Ada sebab akibat atau kasualitas di dalamnya. Betapa pentingnya etika dalam kehidupan, kalau seseorang tidak mengikutinya, maka akan dianggap tidak beretika. Semuanya berujung kepada suatu validitas. Yang jadi masalah, beretika atau tidak itu juga sepertinya bergantung kepada darimana seseorang berasal. Mungkin pepatah yang sering kita dengar itu ada benarnya, lain ladang lain belalang, lain lubuk, lain ikannya. Beda tempat, beda aturan, beda pemahaman, beda etika, beda semuanya. Different pond, different fish. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. When in Rome, do as the Romans do. Bisa saja kita tidak setuju secara prinsip dengan perilaku dan etika seseorang tapi di Negara mereka itu normal dan di Negara kita itu dianggap tidak normal. Semuanya kembali kepada subjektivitas pandangan dan paradigma masing masing insan.

Kemudian saya juga stumble upon yang namanya dilemma of ethics. Apakah dengan beretika kita bisa menjadi sukses? Apakah saya pasti bisa masuk surga? Apakah saya akan punya banyak uang dan mampu mencukupi kebutuhan duniawi dan surgawi dengan menjalankan etika sebaik dan seprofessional mungkin dengan penuh ketaatan dan integritas?. Ternyata ada yang namanya dilema etika. Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat (Arens dan Loebbecke, 1991).

Di dalam kepercayaan saya, saya diajarkan, selama kita lurus-lurus aja, tidak akan ada yang mampu menggoyahkan kita, kita pasti aman dunia akhirat. Namun dalam implementasi secara komprehensif kayanya itu tidak mudah dilakukan. Banyak alasan, contohnya,kita pasti sering mendengar kalimat seperti ini. “Saya kan cuma menuruti perintah pimpinan Negara. Starship Troopers Trade Federation of Star wars sangat memerlukan pegawai dengan moral fiber seperti saya.” Atau “Saya adalah loyalist perserikatan, tidak akan ada yang bisa menyentuh saya, pimpinan sudah berbicara, yang lain mau apa? wong semua orang juga melakukan hal yang sama dan tidak dihukum.”
Masa sih kita mau mengorbankan diri sendiri dan kesehatan mental, kehidupan keluarga, menjadi people pleaser, kalau tidak mengambil keuntungan dan privilege untuk diri sendiri, maybe , overdommen apa pendapat orang tentang etika kita.

Dilema ini sering kita lihat di kehidupan sehari hari. Apakah kita mampu dan bisa menjadi lebih baik, sedangkan dunia mengharapkan kita berlaku sebaliknya? Perbuatan yang baik belum tentu berbuah kebaikan, perbuatan yang jahat pasti mendapat balasan. Apakah itu menjadi alasan kita berhenti berbuat baik dan beretika tadi? Apakah dengan etika ini kita bisa menuju masyarakat yang sempurna?.

Tulisan ini hanya akan membahas tentang etika dan pendapat penulis saja,. Masih jauh dari kata sempurna apalagi kesimpulan yang pasti bagi kita semua. Ada analogi menarik yang saya dapatkan ketika meliput pimpinan dalam suatu giat yang sepertinya berhubungan dengan etika ini. pembicara di acara tersebut menyampaikan kalimat seperti ini. “Apakah kamu yang akan melakukannya atau menunggu orang lain yang melakukannya untukmu?.”
ybs berkata, “apakah kamu menunggu saja menerima nasib atau kamu merubah nasibmu? Mengambil kesempatan dan jangan biarkan siapapun menghalangi, walaupun itu bertentangan dengan etika, moral, atau prinsip dalam dirimu?.”
Wow, mindblown.

Beretika sepertinya merupakan keharusan, tapi bukan berarti kita seratus persen akan aman dalam kehidupan. Yang menjadi kekhawatiran adalah akan ada lembaga atau kekuatan besar yang memaksa kita mengikuti aturan etika mereka yang membuat kita menjadi tunduk dan patuh dengan agenda –agenda sinister mereka.

Apakah kita harus nurut dan manut saja atau ada saatnya kita harus melawan walau akan mengorbankan tubuh dan jiwa kita?. Tanpa etika akan ada kekacauan, dengan etika akan ada aturan. Siapkah kita memberikan sedikit kebebasan kita untuk menaati aturan, dan kehilangan sedikti jiwa kita demi kebaikan greater good yang lebih besar, atau sebaiknya, kita berhenti saja percaya dengan apa yang mereka bilang dan hidup dengan aturan dan etika yang kita sendiri percayai lebih baik?
Saya bingung juga.
Semoga tulisan ini memberikan pencerahan.
Amin.

artikel penunjang

  1. https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/
  2. https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c9575f9b5aa/pengertian-etika-macam-dan-contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari
  3. https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/21/190000169/definisi-etika-menurut-para-ahli?page=all
  4. https://www.qubisa.com/article/pengertian-dan-fungsi-etika
  5. https://mediaindonesia.com/humaniora/499059/pengertian-etika-menurut-para-ahli-fungsi-dan-contoh
  6. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12856/Kode-Etik-Dan-Perilaku-Pedoman-Beretika-dan-Penjaga-Martabat Pegawai.html#:~:text=Sedangkan%20etika%20secara%20umum%2Fluas,dengan%20sifat%20baik%20dan%20buruk.
  7. https://stekom.ac.id/artikel/macam-macam-etika
  8. https://www.imrantululi.net/berita/detail/dilema-etika-dan-bujukan-moral
  9. https://www.ekosuhas.com/menghadapi-dilema-etika/

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini