SuaraPemerintah.ID – Selama bulan Juni, Kabupaten Rembang melaksanakan intervensi serentak pencegahan stunting yang berhasil menjangkau 40.246 balita atau 100% dari sasaran. Hasilnya, tercatat 13,8% atau sekitar 5.553 balita mengalami stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofii, menyampaikan hal ini dalam kegiatan Rembuk Stunting di aula kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rembang pada Senin (8/7).
“Artinya, pengukurannya sudah sesuai standar, menggunakan alat antropometri yang benar. Kami mendapatkan angka 13,8%,” jelas dr. Ali, menekankan bahwa semua balita diukur dan ditimbang menggunakan alat antropometri yang berstandar.
Sebaran balita penderita stunting bervariasi di setiap kecamatan. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang mencatat angka stunting di Rembang sebesar 19,5%, ada tiga wilayah lokus stunting yang menjadi fokus penanganan karena melebihi angka tersebut.
Ketiga wilayah tersebut adalah Puskesmas Sarang 2 dengan angka 20,69%, Puskesmas Sulang 20,09%, dan Puskesmas Sarang 1 19,53%. Sebaliknya, angka stunting terendah berada di Puskesmas Rembang 1 dengan 5,72%, Puskesmas Kragan 2 6,67%, dan Puskesmas Sumber 8,80%.
“Yang menjadi perhatian adalah Sarang dan Sulang, serta wilayah yang memiliki angka di atas 14%. Seperti Bulu, Pamotan, Sale, Pancur, Sluke masih menjadi perhatian. Sedangkan wilayah yang agak tenang adalah Sedan, Kaliori, Gunem, Lasem, Sumber, Kragan, dan sebagian Rembang,” jelas dr. Ali.
Angka hasil intervensi serentak ini akan digunakan Pemkab Rembang sebagai dasar untuk fokus melakukan intervensi penanganan stunting. Wilayah dengan angka stunting rendah tetap diminta fokus melakukan intervensi untuk mencapai target zero stunting.
Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, mengakui bahwa hasil intervensi masih menunjukkan angka stunting sebesar 13,8% dari 40.246 balita di 14 kecamatan. Namun, angka ini menunjukkan bahwa Kabupaten Rembang telah melampaui target pemerintah pusat yang menetapkan angka stunting 14% pada 2024.
“Dari 100% balita, hanya 13,8% yang mengalami stunting. Ini berarti, jika bicara target 14%, kita sudah terpenuhi di tahun ini. Intervensi ini akan kita lanjutkan terus, setidaknya dengan pemantauan per 14 hingga 90 hari,” pungkasnya.
Cek Artikel dan Berita yang lain di Google News