SuaraPemerintah.ID – Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengunjungi Science and Techno Park IPB University di Bogor dan membuka Expert Group Meeting (EGM) pada Kamis, 18 Juli. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyoroti isu triple planetary crisis yang menjadi perhatian global dan memerlukan solusi inovatif serta berkelanjutan. Dalam dokumenter “Kiss the Ground” (2020), Menteri Suharso menjelaskan bagaimana praktik pertanian regeneratif dapat memulihkan kesehatan tanah, meningkatkan kualitas lingkungan, dan berkontribusi pada ketahanan pangan. “Film ini sangat menggugah saya, terutama terkait krisis yang kita hadapi dan dirasakan oleh Indonesia serta banyak negara lainnya, yaitu ancaman triple planetary crisis, berupa perubahan iklim, peningkatan polusi, dan degradasi lahan, serta hilangnya keanekaragaman hayati,” jelas beliau.
Sektor pertanian menjadi fokus utama dalam diskusi ini karena merupakan salah satu sektor yang paling terdampak perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Di sisi lain, sektor ini juga dapat menjadi kontributor masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. “Perubahan iklim nyata memiliki dampak dan ancaman terhadap sektor pertanian. Pola curah hujan yang semakin ekstrem, kemarau berkepanjangan, kenaikan suhu rata-rata, kenaikan muka air laut, serta tingginya potensi bencana alam meningkatkan risiko yang dihadapi sektor pertanian,” kata Menteri Suharso.
Menteri Suharso memaparkan data Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) dari Badan Pusat Statistik pada 2021 yang menunjukkan tingkat ketidakberlanjutan yang tinggi dalam sektor pertanian Indonesia. Oleh karena itu, beliau mendorong pertanian regeneratif sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi krisis lingkungan dan mencapai pembangunan berkelanjutan. “Dalam kerangka regulasi kita, salah satu pengejawantahan nyata dari upaya itu adalah UU Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan yang mengamanatkan pendekatan agroekosistem dan prinsip pertanian konservasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian regeneratif untuk menghidupkan tanah kita secara berkelanjutan,” ujar Menteri Suharso.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan memenuhi komitmen internasional terkait pengelolaan lingkungan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, pemerintah telah menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri atau 43,20 persen dengan dukungan internasional. Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan solusi dan langkah nyata yang konstruktif dalam mendorong pertanian regeneratif di Indonesia. Dengan mengadopsi praktik pertanian yang berkelanjutan, Indonesia dapat menjaga kesehatan tanah, meningkatkan ketahanan pangan, dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News