Jumat, Oktober 17, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Optimalisasi Sumber Daya Fosil di Lhokseumawe: Sebuah Peluang untuk Pertumbuhan Ekonomi

Lhokseumawe, sebuah kota yang dulunya dikenal sebagai pusat industri migas di Aceh, kini menghadapi tantangan sekaligus peluang dalam memanfaatkan sumber daya fosilnya.

Pada 24 Oktober 2024, acara pelantikan Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh diadakan di Kompleks PT Perta Arun Gas, yang mengangkat tema “Optimalisasi Sumber Daya Energi Aceh untuk Kedaulatan Energi.”

- Advertisement -

Acara ini mengundang berbagai pemangku kepentingan untuk mendiskusikan kontribusi aktif dalam isu energi nasional, terutama berkaitan dengan pengelolaan sumber daya fosil di Aceh.

Dalam konteks ekonomi klasik, khususnya pemikiran Adam Smith, sumber daya alam seperti gas dan minyak memiliki peran penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi melalui prinsip “invisible hand.”

- Advertisement -

Smith berargumen bahwa individu yang mengejar kepentingan pribadinya secara tidak langsung akan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Di Lhokseumawe, pengembangan kembali lapangan gas yang tidak produktif dan pengoptimalan infrastruktur penyimpanan gas dapat mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan masyarakat.

Salah satu fokus utama dalam pembahasan di symposium tersebut adalah pengembangan lapangan gas yang sudah tua di Aceh.

Petinggi perusahaan migas menyampaikan bahwa dengan memanfaatkan teknologi baru dan meningkatkan efisiensi produksi, potensi lapangan gas di kawasan ini masih dapat dieksplorasi untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dan ekspor.

Hal ini sejalan dengan prinsip Smith bahwa sumber daya yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan produktivitas.

Lebih jauh lagi, rencana untuk mengubah lokasi eks PT Arun menjadi tempat penyimpanan gas terbesar di Indonesia menunjukkan langkah proaktif dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.

Penyimpanan gas ini tidak hanya akan membantu mengatur pasokan energi domestik tetapi juga membuka peluang bagi Aceh untuk terlibat dalam pasar energi global, sejalan dengan argumen klasik tentang pentingnya perdagangan dalam meningkatkan kekayaan suatu negara.

Namun, keberhasilan rencana ini tergantung pada kebijakan yang mendukung dan kerjasama antara pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat.

Dengan mengintegrasikan perspektif ekonomi klasik, pengelolaan sumber daya fosil di Lhokseumawe harus difokuskan pada penciptaan nilai tambah dan redistribusi kekayaan, agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Ini merupakan tantangan besar, tetapi dengan langkah yang tepat, Lhokseumawe dapat kembali menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Aceh. (*)

Penulis:

Enjanis Suhardi

Mahasiswa Pascasarjana Fisip Universitas Padjajaran

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru