Di tengah derasnya arus informasi digital, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan membuktikan diri mampu beradaptasi dan berinovasi.
Bukti nyatanya, Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid meraih Top Government Public Relations (GPR) Award 2025 dalam ajang nasional bergengsi yang digelar GPR Institute di Jakarta, Selasa 4 November 2025.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Founder GPR Institute, Widodo Muktiyo, sebagai bentuk apresiasi terhadap Pemkot Pekalongan yang dinilai berhasil melaksanakan praktik kehumasan pemerintah secara efektif, inovatif, dan adaptif di era digital.
Ajang Top GPR Award merupakan penghargaan tahunan bagi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah di Indonesia yang dinilai unggul dalam membangun digital awareness, digital engagement, dan digital reputation.
Pemkot Pekalongan dinilai mampu memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial secara optimal, bukan sekadar alat promosi, tetapi sebagai ruang dialog publik yang memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
“Pemkot Pekalongan menjadi contoh daerah yang sukses mengkombinasikan komunikasi publik tradisional dengan pendekatan digital yang kreatif dan berdampak,” kata Widodo Muktiyo.
Penilaian dilakukan secara independen oleh tim riset GPR Institute sejak Juli hingga September 2025.
Prosesnya menggunakan data analitik untuk memantau aktivitas digital humas pemerintahan, mencakup kecepatan respons, kualitas pesan publik, serta tingkat interaksi masyarakat di platform digital resmi Pemkot Pekalongan.
Capaian ini menjadi bukti bahwa humas pemerintah tak lagi hanya berfungsi sebagai penyampai pesan, tetapi juga sebagai pengelola citra dan kepercayaan publik di era digitalisasi informasi.
Usai menerima penghargaan, wali kota menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi kepada seluruh jajaran Pemkot Pekalongan atas kerja keras mereka dalam menghadirkan komunikasi publik yang transparan dan solutif.
“Kami berkomitmen terus memperkuat keterbukaan informasi publik dan inovasi komunikasi digital agar informasi tersampaikan lebih cepat, akurat, dan terpercaya,” kata wali kota yang akrab disapa Mas Aaf.
Bagi Pemkot Pekalongan, penghargaan ini bukan sekadar simbol prestasi, melainkan pemicu semangat untuk terus bertransformasi.
Pemerintah daerah dituntut lebih kreatif dalam menjangkau masyarakat, terutama generasi muda yang lebih aktif di media sosial.
Langkah strategis seperti digital storytelling, video informatif di platform sosial, dan layanan publik berbasis interaksi langsung telah menjadi bagian penting dari wajah baru humas pemerintah Kota Pekalongan.
Dengan strategi komunikasi publik yang semakin matang, Pekalongan tidak hanya dikenal sebagai kota batik, tetapi juga kota yang unggul dalam komunikasi pemerintahan digital yang humanis dan adaptif.
Mas Aaf menambahkan, kemampuan komunikasi publik kini menjadi keterampilan penting bagi setiap aparatur pemerintah.
“Informasi yang disampaikan harus utuh dan jelas agar tidak mudah disalahartikan. Pemerintah harus hadir dengan narasi yang membangun dan mencerdaskan,” tegasnya.
Cek Artikel dan Berita yang lain di Google News


.webp)















