Senin, Oktober 13, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Menteri ESDM : Potensi Energi Terbarukan Indonesia Mencapai 417 Giga Watt

SuaraPemerintah.id – Indonesia akan terus berupaya meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan di masa depan. Ini karena Indonesia mempunyai sumber energi baru terbarukan yang berlimpah. Potensi energi baru terbarukan Indonesia mencapai 417 Giga Watt.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, potensi energi baru terbarukan itu berasal dari samudera, panas bumi, bioenergy, bayu, hidro dan surya.

- Advertisement -

“Kalau ini bisa dimanfaatkan maka ini bisa menjadi andalan karena tidak akan pernah habis. Potensi EBT samudera mencapai 17,9 GW, panas bumi 23,9 GW, bionergi 32,6 GW, bayu 60,6 GW, hidro 75 GW dan surya 207 GW. Yang harus dilakukan berikutnya adalah program R&D di industri karena harus ada dukungan dari industri untuk mengembangkan energi baru terbarukan,” kata Arifin dalam webinar “Future Energy Tech & Innovation Forum” yang diselenggarakan Katadata pada sesi Indonesia Energy Transition: Opportunity & Challenges, Senin (8/3/2021).

Arifin menambahkan, pada 2050 diharapkan bauran energi baru terbarukan bisa mencapai 31% atau sekitar 60 Giga Watt. Namun, Arifin optimistis angka tersebut bisa lebih tinggi lagi karena Indonesia punya banyak potensi sumber energi baru terbarukan.

- Advertisement -

Ia memberi contoh, pembangkit listrik tenaga angin yang berada di daerah bagian timur Indonesia.

“Sumber energi angin cukup banyak, di luar negeri satu tiang hanya bisa menghasilkan 1 MW dan sekaran 1 tiang sudah bisa menghasilkan listrik tenaga angin 10 MW. Tapi itu perlu daerah yang anginnya sangat besar. Kita juga sudah punya beberapa spot, kalau ini dikembangkan maka industri ini bisa berkembang, karena baling-baling PLTA itu dari logam dan logam dibuat dari mineral serta mineral berlimpah di Indonesia,” jelas Arifin.

Kata Arifin, dunia sudah mulai bergerak dan memasang target untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil.

Negara-negara Eropa sudah memasang target 2040 akan bebas pemakaian energi fosil, Jepang pada 2050 dan Tiongkok pada 2060.

Karena itu, Indonesia harus mulai menyusun strategi agar bisa bergantung penuh kepada energi baru terbarukan.

Salah satu kendala yang masih dihadapi adalah soal pendanaan. Menurut Arifin, perlu dana besar untuk mengembangkan energi baru terbarukan.

“Semua negara berlomba investasi di sektor EBT maka yang jadi kompetisi adalah masalah pendanaan. Untuk merealisasikan proyek EBT dengan skala besar perlu dana yang tinggi, kompetisi ini yang harus diantisipasi. Bagaimana kita bisa membuat investor tertarik masuk ke Indonesia khususnya sektor EBT,” jelas Arifin.

Arifin Tasrif mengatakan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam negeri membutuhkan investasi yang besar.

Arifin mengatakan saat ini banyak negara di dunia berlomba-lomba untuk mendorong pemanfaatan EBT untuk mengurangi energi fosil. Seperti Eropa yang menargetkan akan bebas energi fosil pada 2040, Jepang pada 2050, dan Tiongkok pada 2050.

“Untuk merealisasikan proyek EBT dalam skala besar tentu saja membutuhkan dana yang tinggi,” kata Arifin.

Ia mengatakan saat ini seluruh negara juga tengah berebut atau berkompetisi mendapatkan pendanaan untuk pengembangan EBT. Oleh karenanya, Indonesia juga harus bisa menarik dana investor agar masuk ke dalam negeri untuk pengembangan EBT.

Pemerintah, kata Arifin, telah dan masih akan melakukan berbagai upaya untuk menggaet investor EBT. Salah satunya pemerintah tengah merancang peraturan pemerintah (PP) yang akan mengatur tarif EBT agar kompetitif dengan sumber energi lainnya.

“Diharapkan bisa memberikan daya tarik terhadap investor selama ini karena dianggap belum menarik, karena terlalu mahal,” tutur Arifin.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru