Suarapemerintah.id – Kemenag bersinegri dengan Kemenko Perekonomian memberikan edukasi implementasi keuangan inklusif dan keuangan Syariah bagi Pesantren. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur mengatakan, edukasi ini dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi perekonomian yang dimiliki pesantren.
Menurut Waryono, pesantren merupakan entitas lembaga pendidikan keislaman yang menjamur di Indonesia dan sangat potensial menjadi kekuatan ekonomi nasional. Sebab, dengan jumlah lebih dari 29ribu, tiap pesantren memiliki produk dan jasa yang berbeda-beda.
“Sudah seharusnya kementerian Agama melakukan sinergi dengan lembaga lainnya seperti Kemenko Perekonomian untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki Pesantren, terutama dalam bidang pengembangan ekonomi,” terangnya di Majalengka, Senin (12/10).
Waryono mengaku bahwa pengembangan ekonomi pesantren bukan tusi Kemenag. Karena itu, pihaknya menjalin sinergi dengan kementerian terkait, antara lain: Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UMKM.
“Kita terus perkuat sinergi. Kemenag memfasilitasi aspek penguatan pendidikan keagamaan, sedang untuk pengembangan perekonomian dilakukan kementerian terkait lainnya,” tutur Waryono.
Asiten Deputi Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Erdi Rio menambahkan, pesantren sangat segmentatif untuk menjadi pusat pemberdayaan dan model peningkatan potensi ekonomi nasional. Oleh karenanya, dibutuhkan sinergitas Kementerian Agama yang menaungi lembaga pesantren secara berkelanjutan.
“Pesantren itu potensial untuk jadi pusat pengembangan perekonomian nasional. Semoga kita terus bisa bersinergi dengan Kemenag,” tutupnya.