Suarapemerintah.id – Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama hari ini, Selasa (03/11) menggelar International Symposium on Religious Life (ISRL) 2020. Kepala Badan Litbang dan Diklat Achmad Gunaryo mengatakan, simposium ketiga kalinya ini mengusung tema utama: “Kehidupan Beragama, Etika, dan Martabat Manusia di Era Disrupsi” “ISRL kali ketiga ini akan menyoroti peran agama dan etika di era disruptif, dimana era tersebut disinyalir telah mengikis nilai-nilai kemanusiaan dan martabat manusia.” ujar Gunaryo di Bogor, Selasa (03/11).
Simposium ini, kata Gunaryo, menghadirkan pembicara dari 12 negara (Indonesia, Australia, Singapura, Vietnam, Thailand, Malaysia, Iran, Pakistan, Bulgaria, Belanda, Swiss, dan Amerika Serikat) dan akan dihadiri baik secara luring maupun daring oleh kurang lebih 700 peserta, dari dalam dan luar negeri.
“Rangkaian acara 4 hari ini cukup padat dan bervariasi. Setelah pembukaan ini, misalnya, ada 3 plenary sessions yang menghadirkan para profesor dari dalam dan luar negeri. Selanjutnya ada 20 panel parallel sessions yang akan memaparkan 121 paper yang terseleksi dari ratusan paper yang masuk pada Call for Paper ISRL beberapa bulan lalu,” lanjutnya.
“Tujuan simposium sebagai wahana bursa gagasan, membangun jaringan, bertukar pemikiran, dan upaya menjaring masukan-masukan untuk bahan kebijakan, mudah-mudahan akan tercapai,” sambungnya.
Internatinal Symposium on Religious Life (ISRL) 2020 yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat, khususnya Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan bekerjasama dengan Asosiasi Peneliti Agama Indonesia (APAI), Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS-UGM), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).