Suarapemerintah.id – Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memimpin Rakor Rekomendasi Kebijakan Penanganan Covid-19 yang diadakan secara virtual pada Selasa (03-11-2020). Dalam acara tersebut dibahas tentang teknologi yang akan dimanfaatkan oleh pemerintah untuk Penanggulangan Covid-19 di Indonesia. Teknologi ini akan diutamakan berasal dari produksi dalam negeri.
“Kita harus menciptakan sebuah teknologi sistem yang dibuat oleh anak bangsa di dalam negeri untuk penanggulangan pandemi Covid-19,” ungkap Menko Luhut.
Berbagai inovasi anak bangsa didorong demi optimalisasi upaya testing, tracing, tracking, dan treatment di Indonesia. Tes cepat berbasis antigen, misalnya, memiliki akurasi yang lebih baik dari tes cepat berbasis antibodi. Dibandingkan dengan tes PCR, harganya juga lebih murah dan hasilnya bisa keluar dalam hitungan menit. Sudah ada dua tes cepat berbasis antigen buatan dalam negeri yang telah mendapat ijin edar dari Kementerian Kesehatan.
Selain itu ada juga RT Lamp dan Genose. RT Lamp yang dikembangkan LIPI menunjukkan kekeruhan warna untuk menentukan diagnosis, apakah seseorang terinfeksi virus korona atau tidak. “Jika keruh itu positif, sedangkan jernih itu negatif”, jelas Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Indonesia (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro.
Ia melanjutkan, ada pula Genose yang memerlukan waktu kurang dari lima menit untuk memperoleh hasil, tidak perlu reagen, melainkan hanya butuh sampel hembusan napas. “Testing-nya sangat murah dibandingkan dengan rapid test antibodi. Realibilitasnya juga tinggi,” ujarnya.
Selain lebih dari 61 produk inovasi yang sedang dirancang untuk upaya testing, tracing, tracking, dan treatment, protokol kesehatan juga tetap sangat penting dilakukan. “Kita perlu terus mengkomunikasikan dan mensosialisaskan protokol kesehatan yang ada,” beber Menristek/BRIN Bambang.
Kementerian Kesehatan adalah leading sector, di mana pengujian teknologi baru akan bermuara di Balitbangkes, dan data kesehatan akan dikelola oleh Pusdatin. “Mimpi saya, Indonesia punya satu data kesehatan di Kemenkes yang saling terintegrasi.
Misalnya, integrasi dengan BPJS Kesehatan, kita bisa melihat apa saja penyakit yang ada di kita. Nanti BPPT, Ristek, Telkom Sigma dapat bekerja sama mendukung Kemenkes dalam optimalisasi infrastruktur dan teknologi digital demi satu data kesehatan yang lebih baik,” timpal Menko Luhut.
Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, dan kementerian/lembaga (K/L) yang berperan dalam menangani Covid-19.