Jumat, Oktober 17, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Pecahkan Problem Sampah, Komite III DPD RI Ajak Masyarakat Sulap Sampah Menjadi Rupiah

SuaraPemerintah.id – Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), H. Muhammad Rakhman, S.E., S.T. mengungkapkan keprihatinan terkait limbah sampah. Komite yang bertanggung jawab pada bidang kesehatan dan ekonomi kreatif itu pun mengajak masyarakat melakukan pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan ecobrick.

Ketua Komite III DPD RI tersebut menegaskan, kerajinan ecobrick merupakan sebuah solusi disamping mengurangi volume sampah yang ada di Indonesia, juga bisa bermamfaat dan bernilai ekonomis. Ia menuturkan, ini berarti kerajinan ecobick dapat bernilai ekonomis dan menghasilkan uang.

- Advertisement -

“Sampah merupakan PR (pekerjaan rumah) bangsa kita. Sampah yang menjadi PR bangsa dan dunia harus mulai diatasi dengan kerja kreatif dan menularkan pada yang lainnya,” ujar Rakhman dalam keterangannya, Kamis (4/3/2021).

Ia menjelaskan, metode tersebut merupakan karya seni yang bernilai uang. Di antaranya seperti sampah dari botol plastik yang diolah sebagai sebuah karya seni melalui upaya metode ecobick ini.

- Advertisement -

“Oleh sebab itu, metode ecobrick yang merupakan suatu karya seni dengan mengolah sampah dari botol plastik itu cukup bagus. Apalagi, jika sampai sampah yang menjadi PR bangsa ini bisa mejadi Rp (rupiah), itu sangat luar biasa,” tambahnya.

Perlu diketahui, Ecobrick merupakan suatu karya seni yang mengolah sampah dari botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan dan dapat digunakan kembali. Eko-batu bata ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.

Selain itu, Ini juga dikenal sebagai Bottle Brick atau Ecoladrillo. Pengolahan limbah lokal ini disebut Ecobrick oleh gerakan masyarakat yang berkembang di seluruh dunia.
Ecobrick merupakan ide-ide kreatif yang harus dikerjakan secara berkelompok dan memiliki keahlian yang khusus. Ini perlu diberdayakan oleh dinas dan masyarakat.

Oleh karena itu, Komite III DPD RI tersebut menekankan bahwa sampah memiliki peluang usaha yang bisa dimamfaatkan. Ia menyebutkan, dengan pengolahan melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sampah bukan lagi menjadi ancaman potensial dalam kehidupan masyarakat.

“Sampah bukan musuh kita. Sampah menjadi masalah karena merupakan ancaman yang potensial sehingga mengganggu kehidupan dan penghidupan bagi makhluk hidup. Namun demikian, seiring pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sampah juga menjadi peluang usaha,” jelas Rakhman.

Rakhman menambahkan, problem sampah merupakan masalah yang perlu diselesaikan. Ia menjelaskan, segala lini di masyarakat memiliki peran memperbaikinya, mulai dari lingkungan rumah tangga, Kelompok Swadya Masyarakat, hingga penyediaan bank sampah.

“Ini problem kita semua dan perlu diselesaikan bersama. Sebagai langkah awal mari lakukan pemilahan mulai dari rumah tangga, kemudian Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan bank sampah dapat diberdayakan dalam pengolahan sampah,” tambahnya.

Disisi lain, Senator asal Kalimantan Tengah itu juga mengapresiasi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sampit yang berhasil menyulap limbah plastik menjadi sebuah karya seni atau kerjainan tangan seperti, jala, ayunan serta gelang.

“Saya sangat mengapresiasi pengolahan sampah yang dilakukan oleh warga binaan Lapas Sampit. Tentu ini sangat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah. Dan mudah-mudahan ini juga bisa menjadi contoh bagi masyarakat agar bisa memanfaatkan sampah untuk menjadi hal-hal yang berguna,” tuturnya. (red/rifiki)

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru