Senin, Oktober 13, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Cegah Stunting, BKKBN Ajak Kaum Milenial Hidup Bersih & Sehat

Suara Pemerintah.idBadan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengimbau kepada generasi muda sebagai calon orangtua agar mulai memperhatikan gaya hidup bersih dan  sehat sejak dini. Gaya hidup tidak sehat akan memengaruhi kondisi psikis khususnya wanita muda dalam hal kehamilan, sehingga berpotensi melahirkan bayi dengan gangguan tumbuh kembang (stunting).

“Stunting tidak hanya dipicu oleh pemenuhan nutrisi saat bayi dalam kandungan, melainkan juga karena kondisi kesehatan kedua orangtua,” ujar Yani, saat menjadi narasumber “Kepoin Generasi Bersih dan Sehat (GenBest)” di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) secara virtual,Senin(12/7/2021).

- Advertisement -

Lebih jauh, Yani mengungkapkan pentingnya pemahaman mengenai stunting untuk para remaja. Agar kelak pada saat mereka memasuki jenjang pernikahan (berkeluarga) sudah siap secara psikis dan mental.

Selain itu, kaum remaja tidak disarankan untuk menikah dalam usia terlalu muda (pernikahan dini). Usia ideal dalam pernikahan bagi wanita minimal 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. “Pada usia tersebut pasangan akan lebih matang secara organ fisik reproduksi, emosional, psikologis, dan ekonomi,” katanya.

- Advertisement -

Masa depan bangsa dipertaruhkan dipundak generasi muda untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan maju. Pemerintah saat ini berupaya untuk mewujudkan tercapainya cita-cita besar Indonesia yang maju dengan menjaga kualitas generasi muda bebas stunting.

“Untuk itu, kami mengadakan kampanye nasional sebagai langkah menurunkan prevalensi stunting,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Wiryanta.

Adapun tujuan kampanye ini untuk membangun kesadaran dalam pencegahan stunting, khususnya bagi generasi muda, Wiryanta menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia, angka prevalensi stunting pada 2019 sebesar 27,67 persen. “Angka itu masih tinggi dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yakni 20 persen,” paparnya.

Wiryanta mengungkapkan, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan target prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada 2024.

“Tujuan penurunan stunting ini adalah untuk menyongsong bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2030 mendatang. Maka dari itu, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berkompetensi, dapat bersaing secara global, serta berkepribadian Indonesia,” ungkap Wiryanta.

Untuk mewujudkan “Indonesia Emas,” imbuh dia, Kemenkominfo menyelenggarakan “Kepoin Genbest” di berbagai daerah prioritas stunting. Salah satunya digelar di Bondowoso, Jatim, dengan menyasar para remaja dan ibu muda agar dapat memahami dan peduli terhadap isu stunting sejak dini.

“Kami optimis dapat mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024. Hal ini tidak akan mustahil apabila semua elemen masyarakat dapat bersama bergotong royong untuk sadar bahwasanya stunting adalah ancaman dan harus dicegah bersama,” imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, salah satu narasumber ahli, Anton Tanjung berpesan agar para remaja harus mulai memperhatikan kebutuhan asupan nutrisi.Sebagai penerus bangsa, sebut dia, memenuhi asupan nutrisi dinilai penting karena pada usia remaja perkembangan terjadi lebih optimal.

“Di usia remaja merupakan masa dimana perkembangan fisik dan tubuh cenderung berubah dengan sangat cepat. Secara tidak langsung hal tersebut menuntut remaja untuk mencukupi asupan nutrisi dengan baik,” kata Anton.

Selain pemenuhan gizi, ia meminta agar edukasi pencegahan stunting dapat dipahami dengan baik oleh remaja sebagai generasi muda. Utamanya, pemahaman mengenai pemenuhan nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Pemenuhan nutrisi dari remaja sama pentingnya pada saat masa mengandung. Pemenuhan nutrisi harus disiapkan dengan baik oleh para calon orangtua sedari awal.

“1000 hak pasien dan keluarga (HPK) memegang peranan penting dalam pencegahan stunting. Sebab, di fase tersebut 70-80 persen pertumbuhan otak seseorang sedang berlangsung,” ujar Anton.

Di ketahui, saat ini Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai tantangan mengenai permasalahan gizi. Salah satunya stunting memengaruhi kualitas hidup generasi muda di masa depan.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru