SuaraPemerintah.ID-Sebanyak delapan personel Polda Banten kepercayaan untuk ikut ambil bagian dalam misi perdamaian dunia di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) di Sudan, Afrika Utara.
Kedelapan anggota Polda Banten itu menjadi bagian dari 140 personel terbaik Polri yang berkesempatan untuk ikut dalam misi perdamaian The United Nations-African Union Hybrid Operation (UNAMID) di Darfur, Sudan. Satuan Tugas (Satgas) Formed Police Unit (FPU) Garuda Bhayangkara II ini bertugas di sana sejak 2 September 2020.
Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga menyebut bahwa dari 140 personel tersebut terpilih 8 personel asal Polda Banten terdiri dari 6 orang personel laki-laki dan 2 orang personel polisi wanita (Polwan).
“Satu perwira dari Ditsbhara Polda Banten adalah Ipda Yogi Haribowo, 5 personel lainnya dari Satuan Brimob Polda Banten yaitu Bripka Bayihaki, Bripka Ardiyansyah Dalimunthe, Brigpol Didi Yudha, Briptu Nana Mulyadan Briptu Aditya Darmawan,” terang Shinto, Selasa (31/8/21).
Masih kata Shinto menjelaskan kedelapan Bhayangkara Polda Banten ini terpilih melalui proses ketat seleksi sebagai syarat dapat bergabung dalam penugasan internasional.
“Tugas Satgas FPU Garuda Bhayangkara II di UNAMID cukup berat, tidak hanya melindungi personel dan fasilitas PBB, manajemen ketertiban umum, juga mendukung kegiatan operasi kepolisian di daerah misi,” tandasnya.
Sementara itu, Ipda Yogi Hariwibowo menjelaskan, dalam Satgas FPU Garuda Bhayangkara II di UNAMID, mereka ditempatkan pada bidang-bidang berbeda, seperti di VVIP protection patrol, escort, check point, riot control, penjagaan kantor, tim kesehatan, staf administrasi, mekanik, dan tim manase.
“Senang sekali, karena kami dapat berinteraksi dengan polisi internasional dari berbagai negara,” ucap Yogi mengemban tugas sebagai duty officer.
Namun di balik itu, kedelapan bhayangkara Polda Banten juga merasakan tantangan yang cukup sulit dan perlu melakukan adaptasi. Salah satunya soal keterbatasan air bersih yang harus dihadapi personel dalam penugasan di Darfur.
“Penggunaan air bersih harus efektif dan efisien, dibatasi sesuai prioritas kebutuhan. Iklim yang ekstrem juga menjadi kendala, pada siang hari suhu mencapai 45 derajat celsius sedangkan untuk malam hari, 6 derajat celcius serta bisa terjadi haboob (badai pasir),” imbuh Yogi.
Selain persoalan adaptasi dengan lingkungan, kedelapan personel Polda Banten juga sedikit mengalami kendala dalam berkomunikasi. Ini terjadi karena lemahnya jaringan seluler di daerah operasi.
“Kami kesulitan untuk berkomunikasi dengan keluarga di Tanah Air,” jelas Bripka Bayihaki.
Kendala serupa diungkapkan dua Polwan Briptu Alfie Sakinah dan Briptu Tasha Febriana. “Saya sangat senang dapat bergabung dalam penugasan ini, banyak suka duka telah dirasakan, yaitu keterbatasan sinyal di daerah misi, dan kami sangat merindukan komunikasi yang lancar kepada keluarga di Indonesia,” tutur Briptu Tasha.
Walaupun demikian, Briptu Alfie Sakinah dan Briptu Tasha mengaku sangat senang karena bisa berdinas dan bekerja sama dengan polisi dan staf sipil UN dari berbagai negara. Mereka juga mendapat pengalaman berdinas di misi internasional dilansir dari laman merdekacom.
Polda Banten melalui Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga berharap kedelapan personelnya bisa menyelesaikan misi perdamaian internasional sampai akhir dengan keadaan baik tidak kekurangan satu apa pun dan bisa kembali ke Tanah Air.
“Polda Banten merasa bangga dan berterima kasih atas kinerja 6 bhayangkara terbaik kita ini. Semoga mereka dapat kembali dengan sehat dan tanpa kekurangan apa pun,” pungkas.


.webp)













