Senin, Oktober 13, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

50 Seniman Magelang Berkumpul Gelar Festival Lima Gunung

SuaraPemerintah.ID-Para seniman di Magelang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung menggelar acara Festival Lima Gunung XX/2021 putaran kelima. Festival ini diselenggarakan di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, dan diikuti oleh 50 seniman berasal dari daerah setempat.

Sejumlah penari juga ikut terlibat dalam acara itu seperti Nungky Nur Cahyani (Purworejo), Venny (Subang), serta para seniman dari Sanggar Andong Jinawi Mantran Wetan, Sanggar Domsuntil Warangan, Sedalu Art and Culture Community Boyolali, New Asmara Entertain Secang, dan lain sebagainya.

- Advertisement -

Selain itu, ada beda dalam perayaan festival hari itu, di mana pertunjukan seni digelar di tengah-tengah lahan hortikultura milik warga.

Para seniman memulai rangkaian festival dengan arak-arakan melewati jalan desa yang sudah dicor semen. Mereka kemudian melewati jalan penghubung Ngablak-Grabag, jalan setapak di tengah pertanian hortikultura, hingga berakhir di tempat pertunjukan tepatnya di lahan sayuran milik Ketua Komunitas Lima Gunung (KLG) Supadi Haryanto, dengan latar belakang Gunung Andong.

- Advertisement -

Dalam iring-iringan itu, terlihat seorang penari menunggang kuda diiringi para penari jaran kepang. Mereka membawakan tarian itu berkolaborasi dengan para seniman lain yang membunyikan iringan gamelan.

Selain menyuguhkan pertunjukan seni, para seniman juga menyuguhkan tembang Jawa dan kidung doa. Penyair Haris Kertorahardjo misalnya, dia membacakan puisi panjang karyanya sendiri dengan judul, “Matematika Air Desa” diiringi gamelan ditabuh seniman Sanggar Andong Jinawi.

Sementara itu Kades Girirejo, Slamet Riyadi mengatakan bahwa melalui KLG dengan festivalnya, masyarakat desa bisa menjadi inspirasi bagi kehidupan bersama dalam berbagai situasi, termasuk situasi di tengah pandemi.

Ia mengatakan, semangat berkesenian tetap hidup di dalam masyarakat desa meskipun situasi pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan nilai-nilai berkesenian mewujudkan kehidupan masyarakat guyub rukun disertai semangat gotong royong.

“COVID-19 ini sungguh ada dan membuat situasi tidak menentu. Tetapi masyarakat desa tetap menghidupi gotong royong, kebersamaan, dan tarian-tarian dalam festival ini menjadi doa bersama. Desa menjadi makmur karena disediakan segalanya,” kata Slamet, mengutip dari ANTARA. Minggu (10/10/21).

Budayawan Sutanto Mendut mengatakan bahwa penggunaan lahan hortikultura sebagai panggung pentas seni dalam festival KLG kali ini merupakan bentuk dari ‘rahmatan lil alamin’.

Menurutnya, hal ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat desa dalam situasi apapun, termasuk situasi pandemi COVID-19, dan memanfaatkan lahan-lahan sederhana untuk tempat berkesenian.

Sementara itu, pimpinan Komunitas Pinggir Kali Magelang, Muhammad Nafi mengatakan penggunaan lahan hortikultura sebagai panggung kesenian merupakan sebuah kesenian.

“Seperti dalam festival ini, dalam pertanian ada fase pergantian tanam, lalu digunakan untuk kegiatan ini. Kebaruan terus-menerus di KLG menjadi contoh ketika dari fase ke fase lain bisa menjadi baik dan tidak baik, atau tidak jadi apa-apa, ya hanya berlalu saja,” pungkasnya.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru