.webp)
SuaraPemerintah.ID-Meningkatnya aklerasi pembangunan di Kota Pekalongan yang cukup tinggi, dapat mendorong pola pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan fungsi ekologis dalam menyangga kehidupan berkelanjutan.
Oleh karena itu, Pemkot Pekalongan berkomitmen mempertahankan ruang terbuka hijau (RTH) yang kini semakin menyusut.
Pasalnya salah satu tolok ukur pengaplikasian konsep Kota Hijau adalah keberadaan RTH di perkotaan. RTH, di suatu kota harus memenuhi luasan minimal yakni sebesar 30 persen RTH.
Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid mengungkapkan bahwa, pemerintah terus mengupayakan agar 30.
Sekedar informasi, ruang terbuka hijau adalah sebuah lahan yang terbentang luas dan ditumbuhi banyak tumbuhan dan pohon yang bisa hidup selama bertahun-tahun serta dilengkapi dengan fasilitas menunjang fungsi ruang terbuka hijau (RTH) tersebut.
Itu adalah pengertian menurut ahli sedangkan pengertian menurut UU adalah area memanjang yang ditumbuhi tanaman, baik secara alamiah maupun buatan.
Ruang terbuka hijau memiliki tujuan untuk menjaga ketersediaan lahan untuk resapan air dan menyeimbangkan lingkungan alam dan lingkungan binaan untuk kesejahteraan masyarakat.
Selain itu agar tatanan perkotaan bisa terlihat nyaman, asri, indah, dan segar. RTH juga bertujuan untuk mencegah erosi serta badai. RTH juga menciptakan kualitas visual dari keasrian tumbuhan yang ditanam. Semakin banyak ruang terbuka ditanami banyak tanaman maka akan meningkat tingkat visual berupa keindahan tatanan tumbuhan hijau dari vegetasi tersebut.
Dengan demikian pohon maupun bunga yang ditanam harus dipilih dan diperhatikan betul untuk tatanan di perkotaan karena mempengaruhi nilai keindahannya.
