SuaraPemerintah.ID – Bekas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti belakangan ini kembali ramai jadi buah bibir. Namanya masuk radar survei capres 2024. Sosoknya wara-wiri di TV, di kanal Youtube. Yang teranyar, Komunitas Pendukung Ibu Susi (Kopi Susi) mulai mendeklarasikan diri dimana-mana.
Berbasis data yang dirilis Drone Emprit, di media sosial, sepanjang 30 hari terakhir (15 Juni – 24 Juli), nama Susi disebut dalam satu tarikan napas dengan tagar #KopiSusi. Tagar utama ini tidak berdiri sendiri, namun disokong tagar lain yang sangat spesifik mengampanyekan Susi, yakni: #NoSusiGolput, #NoSusiNoVote, #NoSusiNoSolusi, #MoralMovement dan #SusiPudjiastuti.

Rupa-rupa tagar tersebut terdeteksi partisan, digelar oleh para simpatisan Susi Pudjiastuti. Narasi yang dibungkus dalam tagar-tagar itu pun terwujud spesial tentang kompetensi dan relevansi Susi sebagai capres 2024.
Dalam uraian Drone Emprit yang dikutip di Jakarta, Minggu (24/07), hashtag #KopiSusi ini terbaca cukup ringan, sehingga potensial lebih mudah menempel di benak audiens. Namun demikian, efektivitas maupun viralitasnya akan tetap bergantung pada bunyi narasi yang dibungkus tagar ini, apakah menarik dan sesuai selera netizen atau tidak.
Lebih jauh, Drone Emprit menjabarkan, mulai bermunculannya simpatisan Susi dalam beragam deklarasi terpantul jelas dari postingan media sosial. Boleh jadi, fenomena Kopi Susi ini merupakan ‘cek ombak’ untuk pencapresan eks menteri di Kabinet Kerja itu.
Dari struktur narator, akun resmi Susi masih menjadi jangkar utama.
Lalu, terdapat juga influencer ‘senior’ penyokong narasi tentang Susi. Influencer utama ini sudah malang melintang dalam isu-isu politik. Pun narator utama tagar #KopiSusi adalah influencer ini. Kemudian, ada akun-akun kecil yang mendukung interaksi amplifikasi konten menjadi cukup meyakinkan.

Pada peta jejaring percakapan di Twitter, interaksi akun Susi dekat dengan para influencer-nya. Postingannya secara aktif mereka respons. Demikian sebaliknya, postingan para influencer dominan me-mentions Susi. Hal demikian mengakibatkan, tipe interaksi percakapan tentang Susi tampak solid dan afirmatif, namun terkesan monoton.
Drone Emprit menilai Susi Pudjiastuti punya modal cukup besar di media sosial. Pertama, akun Twitter-nya punya follower lebih dari 3 juta. Kedua, tagline ‘tenggelamkan’ yang pernah viral masih relevan di era kekinian. Ketiga, rekam jejaknya sebagai menteri ‘nyentrik’ dengan kebijakan super berani masih membekas di memori warganet yang mengidolakannya.
Ketiga variabel tersebut masih dapat dikapitalisasi secara optimal. Fase cek ombak yang mungkin tengah dilakukan tim media Susi bakal berlanjut pada tahap berikutnya, apabila terjadi pertumbuhan signifikan antusiasme publik atas figur ini. Akankah Susi Pudjiastuti akan terus berlayar bersama ‘kapal’ #KopiSusi menuju dermaga 2024 atau justru ‘ditenggelamkan’?