Kamis, April 24, 2025
spot_img
BerandaBerita HumasKapal Al Mubarok yang Sempat Hilang Kontak di Perairan Makassar Ditemukan, Basarnas...

Kapal Al Mubarok yang Sempat Hilang Kontak di Perairan Makassar Ditemukan, Basarnas Sulsel Tekankan Pentingnya Alat Radio Komunikasi di Atas Kapal

KLM Al Mubarok dengan POB 10 orang akhirnya ditemukan setelah mengalami hilang kontak sejak 28 September 2022.

SUARAPEMERINTAH.ID – KLM Al Mubarok yang sempat dinyatakan hilang kontak sejak Rabu (28/9/22), saat berlayar dari pulau Sapuka Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep menuju Pelabuhan Paotere Makassar, Sulsel, akhirnya ditemukan Tim Sar yang melakukan pencarian menggunakan KN Sar Kamajaya 104 di perairan Makassar pada Sabtu (1/10/22) sore. Kapal dengan POB (Person On Board) 10 orang itu ditemukan sekitar 5 millaut arah selatan Pulau Dayang-Dayangan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulsel.

“Kapal berhasil terpantau oleh Tim Sar yang berada di KN Sar Kamajaya 104 berada sekitar 5 millaut arah selatan Pulau Dayang-Dayangan Takalar pukul 17.30 Wita”, ungkap Djunaidi, Kepala Kantor Basarnas Sulsel.

- Advertisement -

Lebih lanjut, Djunaidi menjelaskan jika posisi kapal saat ditemukan sedang berlayar menuju Pelabuhan Paotere Makassar setelah mesin kapal yang rusak berhasil diperbaiki.

“Informasinya mesin kapal yang digunakan mengalami kendala, sehingga mereka berlabuh di pulau Takalampu untuk memperbaiki mesin kapalnya”, urai Djunaidi.

Sementara itu, ketika ditemukan10 POB KLM Al Mubarok selamat dan dalam kondisi sehat. Mereka kemudian melanjutkan pelayaran menuju Pelabuhan Paotere Makassar dengan dikawal KN Sar Kamajaya 104.

“Sekitar pukul 20.15 Wita, KN Sar Kamajaya 104 beserta Tim Sar Gabungan tiba di Pelabuhan Peti Kemas Soekarno Hatta Makassar dan 10 POB KLM Al Mubarok sudah bersandar di Pelabuhan Paotere dalam kondisi selamat dan sehat”, ungkap Djunaidi.

Atas kejadian ini, Kepala Kantor Basarnas Sulsel kembali mengimbau pentingnya pemilik kapal agar melengkapi kapalnya dengan alat komunikasi berupa radio VHF, agar jika mengalami kendala dalam pelayaran bisa melaporkan ke pihak terkait sehingga bisa segera diberi bantuan.

Menurutnya, hal ini harus menjadi perhatian khusus. Sebab kondisi di perairan sulit terjangkau jaringan seluler. Sementara di jalur pelayaran bisa mengakses lewat radio Vhf chanel 16 atau ke frekuensi marabahaya Basarnas di 159.300 Mhz jika mengalami kendala saat berlayar. Hal ini juga akan mengifisienkan proses pencarian dan penyelamatan.

“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran tentang pentingnya menyiapkan alat radio komunikasi di atas kapal, bahkan jika perlu melengkapi EPIRB (pengirim sinyal darurat), sehingga jika mengalami kendala bisa menghubungi pihak terkait untuk segera mendapat bantuan “, tegas Djunaidi.

Hal ini diungkapkan setelah kejadian tenggelamnya KLM Ladang Pertiwi 02 beberapa bulan lalu yang menewaskan puluhan korban jiwa dan tidak ditemukan karena lambatnya informasi diketahui sehingga proses pencarian tidak bisa segera dilakukan.

Adapun data POB yang berada di atas kapal KLM Al Mubarok adalah Muh Bakri sebagai juragan kapal, Sabri, Sakka, Roy, Adrian yang merupakan ABK dan Ahmad, Luwi, Fahrul, Ridwan, dan Herman yang juga ikut menumpang dari Pulau Sapuka Pangkep menuju Pelabuhan Paotere Makassar.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

TERPOPULER PRAHUM

OPINI PRAHUM