SuaraPemerintah.ID – Salah satu perwakilan Republik Indonesia (RI) yang hadir dalam Asia Pacific Regional Conference (APRC) Ministerial Meeting (MM) ke-37 di Kolombo, Sri Lanka, pada 19 hingga 22 Februari 2024 adalah Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera. Dalam pertemuan ini, Dida Gardera memaparkan berbagai langkah yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi penyelamatan pangan (saving food, saving water) dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Upaya tersebut termasuk menggunakan Science, Technology and Innovation (STI) untuk mencapai SDGs 2: zero hunger, mendorong modernisasi dan digitalisasi akuakultur, peternakan, serta pertanian presisi untuk mengubah sistem pertanian pangan di Asia-Pasifik.
Dida menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mengantisipasi penyelamatan pangan adalah dengan mengurangi kerugian dan limbah pangan. Indonesia telah menetapkan arah kebijakan utama untuk mengatasi masalah ini, seperti mempromosikan perubahan perilaku, meningkatkan sistem pendukung, memperkuat peraturan penyelamatan pangan, mengoptimalkan pendanaan, serta memanfaatkan teknologi digital melalui program Digital Village Initiative.
Sejak diluncurkan pada tahun 2022, Indonesia terus mendukung implementasi Digital Village Initiative (DVI) Knowledge Platform sebagai platform untuk berbagi pengalaman dan memberikan dukungan teknis untuk inovasi digital.
Dida juga menyoroti beberapa pelajaran yang dipetik dari implementasi DVI, termasuk pentingnya keterlibatan masyarakat dalam inovasi untuk memastikan inklusivitas, keberlanjutan, dan dampak yang nyata, serta perlunya peningkatan akses fisik terhadap infrastruktur dan literasi digital untuk mencapai inklusi digital yang menyeluruh.
Perlu dicatat bahwa Konferensi Regional Asia Pasifik FAO (APRC) adalah forum resmi di mana para Menteri dan pejabat tinggi negara-negara anggota FAO berkumpul untuk mendiskusikan permasalahan pangan di kawasan Asia Pasifik dan membangun kerja sama untuk memperkuat prioritas dan solusi terkait pangan dan pertanian.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Delegasi RI, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko, menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran strategis dalam mendorong transformasi sistem pangan dan pertanian di kawasan Asia Pasifik, yang ditunjukkan dengan peran aktif Indonesia dalam 7 dari 10 sesi pertemuan tersebut. Moeldoko juga mengusulkan pembentukan pusat pelatihan regenerasi petani kawasan Asia Pasifik di Indonesia sebagai salah satu solusi untuk membangun ketahanan pangan.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, membahas tentang Prioritas Nasional dan Regional serta komitmen Indonesia dalam mempercepat sistem pangan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, serta upaya pemenuhan ketersediaan pangan bagi 278 juta penduduk Indonesia. Dalam menghadapi dampak krisis, Pemerintah memprioritaskan penyediaan program jaring pengaman bagi masyarakat rentan, terutama petani kecil dan nelayan.
Dalam dua tahun terakhir sejak pandemi, kawasan Asia-Pasifik mengalami kemunduran dalam upaya memerangi kelaparan. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan transformasi sistem pangan agar lebih efisien, inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. Delegasi Indonesia juga melakukan serangkaian pertemuan bilateral yang strategis untuk mendorong penguatan kerjasama regional.
Kehadiran dalam konferensi ini melibatkan perwakilan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Luar Negeri, KBRI Sri Lanka, serta perwakilan FAO Indonesia. Adapun delegasi RI yang turut serta secara daring meliputi perwakilan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pangan Nasional, dan KBRI Roma.
Cek Artikel dan Berita yang lain di Google News