Minggu, Oktober 12, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Cara Pemerintah Menghadapi Fluktuasi Harga Pangan di Indonesia

SuaraPemerintah.ID – Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan beberapa penyebab ketidakstabilan harga pangan di Indonesia dalam sebuah seminar di Ji Expo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (10/5/2024).

Arief menyatakan bahwa salah satu faktor utama yang memengaruhi fluktuasi harga pangan adalah minimnya infrastruktur pendukung seperti cold chain, yang berfungsi sebagai ekosistem penyimpanan bahan pangan.

- Advertisement -

“Kenapa harga pangan di Indonesia itu naik turun? Salah satunya karena kita tidak punya alat untuk memperpanjang shelf life, ini yang banyak belum diketahui,” kata Arief dalam Seminar Peran Teknologi dan Perusahaan Start-up Pada Keandalan Logistik Pangan di Ji Expo Kemayoran, Jakarta, yang dilansir dari Liputan6.com Jumat (10/5/2024).

Menurutnya, ketersediaan cold storage sangatlah penting untuk menjaga kesegaran bahan pangan, yang pada akhirnya akan menguntungkan petani dengan memperpanjang masa simpan hasil panen mereka.

- Advertisement -

“Itu ada Apel Fuji dari China bagian utara, walaupun di sana sedang winter, tapi masih bisa terus kirim. Itu karena mereka bisa mengatur tidak hanya suhunya saja. Ada namanya control atmosfer storage,” ujar dia.

Di sisi lain, pemerintah menilai tantangan pangan global saat ini cukup mengkhawatirkan. Di mana, harga pangan kian mahal akibat jumlah penduduknya naik hingga ketersediaan lahan yang makin sempit.

“Namun setelah produksi dalam negeri naik, sudah banyak, saking banyaknya malah harganya jatuh. Jadinya petaninya enggan nanam lagi, peternak juga. Kita tidak ingin begitu. Jadi tugas kita semua, termasuk Badan Pangan Nasional bersama BUMN, mempersiapkan pada saat produksi meninggi berperan sebagai offtaker,” kata dia.

Melihat hal itu, 2022 Bapanas telah menyalurkan total 30 sarana prasarana cold chain di 12 provinsi sentra produsen pangan strategis dalam mendukung penguatan cadangan pangan. Jenis alatnya antara lain cold storage dengan kapasitas hingga 12 ton, air blast freezer kapasitas hingga 3 ton, heat pump dryer kapasitas 200 kilogram per batch, dan refeer container kapasitas hingga 20 ton.

“Tahun ini saya mau selesaikan totalnya sampai 40 alat cold chain. Saya akan pastikan ada di sentra-sentra produksi beberapa kabupaten kota. Ini karena ketahanan pangan yang benar adalah ketahanan pangan yang mendahulukan kemandirian pangan,” ungkap ketua Bapanas.

Sebelumnya, produksi beras nasional diprediksi turun hingga akhir 2024 seiring luasan lahan sawah di sejumlah wilayah sentra produksi beras merosot.

Seiring hal tersebut Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengimbau untuk bersiap hadapi penurunan produksi beras.

“Untuk beras kita harus bersiap. Ini karena setelah Mei (2024), proyeksi produksi dalam negeri kemungkinan akan mengalami depresiasi sampai akhir tahun, kecuali ada luas tanam yang lebih dari 1 hektar per bulannya,” ujar Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, produksi beras nasional pada April 2024 diperkirakan mencapai 5,53 juta ton dan Mei 2024 berada di angka 3,19 juta ton. Selanjutnya pada Juni 2024 diperkirakan produksi beras mulai menurun menjadi 2,12 juta ton.

Menyusul hal itu, Badan Pangan Nasional telah meminta Bulog untuk terus menerus melakukan optimalisasi serapan produksi dalam negeri selama 2 bulan ini. Hal ini sebagaimana arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Saat ini, bahkan Bulog terus melecut penyerapan sampai 30 ribu ton setara GKP per harinya. Kita patut dukung dan apresiasi itu,” tutur dia.

Sementara, realisasi penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog sampai 25 April telah menyentuh total angka 650 ribu ton dari target 1,2 juta ton di tahun ini. Selanjutnya, bantuan pangan beras tahap pertama per 26 April pun telah mencapai 647 ribu ton atau 98,08 persen.

Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru