Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lumajang, Deny, menjelaskan bahwa transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial telah berlangsung sejak tahun 2018. Saat ini, perpustakaan tidak hanya menyediakan layanan peminjaman buku, tetapi juga menjadi tempat untuk pelatihan, pameran buku, dan karya seni.
- Advertisement -
“Dengan fasilitas yang memadai, kami berharap masyarakat Lumajang dapat menikmati dan memanfaatkan seluruh layanan yang tersedia di Perpustakaan Lumajang,” ujar Deny saat menjadi narasumber dalam Talkshow program Jelajah Informasi dan Berita (Jelita) bersama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lumajang, dengan tema “Wujudkan Masyarakat Lumajang Sejahtera Melalui Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial”, di Studio LPPL Radio Suara Lumajang, Rabu (12/6/2024).
Kepala Bidang Pengelolaan dan Pelayanan Perpustakaan, Supiyati, menambahkan bahwa perpustakaan Lumajang telah dilengkapi dengan auditorium yang dapat digunakan untuk berbagai acara besar seperti pertunjukan, konferensi, dan seminar. Ruangan ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi komunitas atau lembaga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
- Advertisement -
“Kami telah mempersiapkan auditorium untuk mendukung berbagai kegiatan dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan,” kata Supiyati.
Dalam era digitalisasi yang pesat, Fasilitator Nasional TPBIS, Tutik Endriyani, menekankan pentingnya adaptasi perpustakaan terhadap perkembangan teknologi. Namun demikian, perpustakaan juga tetap menjaga budaya pinjam dan baca buku tradisional.
“Perpustakaan harus mengikuti perkembangan teknologi tanpa meninggalkan esensi budaya membaca buku,” ujar Tutik.
Dengan berbagai upaya ini, Perpustakaan Lumajang tidak hanya menjadi tempat pembelajaran, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan budaya yang berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News