SuaraPemerintah.ID – Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam Tim Cocegil berhasil meraih juara pertama dalam EcoFIA National Essay Competition 2024 yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya, Malang. Kompetisi ini berlangsung dari Mei hingga Juni 2024, dengan penilaian naskah esai dilakukan pada 29 Mei hingga 1 Juni 2024.
Tim Cocegil terdiri dari tiga mahasiswa Teknik Industri yaitu Sarah Amelia Azzahra, Zakiya Al-Hayaah, dan Dian Rahmad Renaldi, yang juga merupakan mahasiswa Ilmu Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Kompetisi EcoFIA 2024 adalah platform bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide dan gagasan dalam bidang pengelolaan lingkungan, ekonomi kreatif, dan pariwisata. Tema tahun ini adalah “Peran Mahasiswa Dalam Pembangunan Berkelanjutan Demi Terwujudnya Indonesia Emas 2024”.
Tim Cocegil memfokuskan kajiannya pada potensi Kabupaten Boyolali sebagai produsen susu dan daging sapi terbesar di Pulau Jawa. Mereka menyoroti masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah kotoran ternak. Untuk mengatasi ini, Tim Cocegil memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk menghasilkan biogas, yang kemudian dimurnikan menjadi biohidrogen menggunakan teknologi steam reforming dan Pressure Swing Adsorber (PSA).
Tim Cocegil mengimplementasikan sistem pengelolaan limbah peternakan yang terintegrasi dengan biogas digester dan produksi biohidrogen sebagai solusi dekarbonisasi di Indonesia.
Menurut Tim Cocegil, limbah peternakan sapi di Boyolali menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan (CO2, CH4, N2O). Setiap sapi menghasilkan 30 kg kotoran per hari yang dapat diolah menjadi biogas melalui fermentasi anaerobik. Biogas memiliki emisi karbon rendah (50-450 gCO2 eq/kWh) dibandingkan dengan batu bara (1.000 gCO2/kWh). Penggunaan biogas dapat mengurangi biaya impor dan subsidi LPG, meningkatkan efisiensi bahan baku, serta mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. Teknologi steam reforming untuk biohidrogen dan PSA dapat meningkatkan efisiensi produksi biogas.
“Dengan produksi 2.007,8 kWh/hari dari kotoran sapi, biogas dapat memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 2.000 rumah tangga, mengurangi emisi karbon sebesar 52%, dan mengurangi emisi CO2 hingga 0,184 kgCO2/kWh, dengan biaya produksi 0,06 USD/kWh. Tim Cocegil menyimpulkan bahwa sistem pengelolaan limbah terintegrasi ini efektif untuk dekarbonisasi, ketahanan energi, pengurangan emisi karbon, dan peningkatan kesehatan masyarakat,” terang Dian seperti dikutip dari ft.uns.ac.id, Senin (24/6/2024).
Esai yang mereka tulis berjudul “Implementasi Sistem Pengelolaan Limbah Peternakan Terintegrasi Biogas Digester dan Produksi Biohidrogen sebagai Solusi Dekarbonisasi di Indonesia”, menggunakan limbah kotoran sapi di Kabupaten Boyolali untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung transisi energi bersih.
Mereka tidak menyangka akan meraih juara, terutama karena mereka masih mahasiswa semester awal dan harus bersaing dengan mahasiswa dari universitas-universitas top di Indonesia yang sudah lama berkecimpung di dunia esai. Namun, mereka merasa bangga bisa bersaing dan membawa hasil yang membanggakan bagi UNS.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Fakultas Teknik UNS atas dukungannya,” pungkas Dian.
Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News