SuaraPemerintah.ID – Tim Research Group (RG) Vocational and Mechanical Engineering Education (VMEE) Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan kegiatan pengabdian bertema “Green Skills in Technical and Vocational Education and Training” melalui Program Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI) UNS 2024. Mitra kegiatan ini adalah PKBM Banyutowo dan Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM).
Kegiatan ini, yang disebut Kemah Liburan Green Skills, berlangsung di Sungai Pusur, Tulung, Klaten, dan dikelola oleh Kipas River Tubing pada Sabtu (22/6/2024) hingga Minggu (23/6/2024). Kemah diikuti oleh 25 siswa dari SMK Negeri 2 Jiwan, SMK Negeri 2 Surakarta, SMK Negeri 5 Surakarta, dan SMK Negeri 1 Kaliwungu, Semarang.
Rangkaian kegiatan Kemah Liburan Green Skills meliputi riverside camp dan sosialisasi green skills melalui pembelajaran instalasi turbin air, pengenalan 3D printing, dan teknologi Internet of Things (IoT) untuk evaluasi kualitas air.
Modul pembelajaran green skills ini dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Prof. Dr. Indah Widiastuti, S.T., M.Eng., dengan anggota dosen Taufik Wisnu Saputra, S.Pd., M.Pd., Cucuk Wawan Budiyanto, S.T., Ph.D., dan Dr. Danar Susilo Wijayanto, S.T., M.Eng., serta dibantu oleh sejumlah mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin dan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer UNS. Mahasiswa yang terlibat antara lain Aling Sangwidi, Agvendo Heksa Mahendra, Diefa Nasywa Aedelia, Dony Setiawan Nur Salim, Irba’ Rizka Putri, Rifai Aditya Pratama Putra, Satriya Nugraha, Sheva Novianto, Siti Fadilah, Rizki Ikhsan Ramadhan, dan Linda Widyawati. Dari Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, mahasiswa yang terlibat adalah Bangun Panduko Johan, Candra Zulkarnain, dan Raihanah Nurul Izzah.
Prof. Indah menyatakan bahwa pengabdian ini berfokus pada pengembangan green skills dalam pendidikan kejuruan untuk merespons tuntutan global dan kebutuhan dunia kerja yang berkontribusi pada pengelolaan lingkungan. Prof. Madya TS. Dr. Aini Nazura Binti Paimin dari UTHM mengutip data dari CNN Indonesia bahwa masyarakat Indonesia menghasilkan 65 juta ton sampah setiap hari.
“Green skills mendukung praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan di berbagai sektor. Keterampilan ini mencakup kemampuan mengurangi dampak lingkungan, mengelola sumber daya secara efisien, serta mengembangkan dan menerapkan teknologi hijau. Pengetahuan tentang regulasi lingkungan, praktik daur ulang, energi terbarukan, serta desain dan produksi berkelanjutan juga termasuk dalam green skills,” jelas Prof. Aini.
Tujuan utama green skills adalah menciptakan ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab lingkungan. Prof. Aini menekankan pentingnya 5R dalam kehidupan sehari-hari: reduce, reuse, recycle, renew, dan redesign. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, setiap individu dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
“Reduce mengajak kita untuk mengurangi penggunaan barang-barang yang tidak perlu, reuse mendorong penggunaan kembali barang-barang yang masih layak pakai, recycle adalah mendaur ulang barang-barang bekas menjadi produk baru, renew melibatkan pemulihan sumber daya alam, dan redesign merancang ulang produk agar lebih ramah lingkungan,” tambahnya.
Prof. Aini juga mengajak generasi muda untuk aktif dalam menjaga kelestarian bumi dengan langkah-langkah sederhana. “Every small action counts,” katanya.
Kesadaran dan tindakan kecil seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membawa botol minum sendiri, atau memisahkan sampah organik dan anorganik di rumah dapat membawa perubahan besar jika dilakukan secara konsisten. Prof. Aini menekankan bahwa keberlanjutan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan generasi muda memiliki peran penting dalam mewujudkannya.
Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan praktek instalasi turbin air dan penggunaan IoT untuk evaluasi kualitas air. Peserta dikenalkan dengan beberapa jenis turbin air, yang sebagian dikembangkan menggunakan teknologi 3D printing. Mereka diajak mencoba turbin air di sungai sambil menghitung tegangan, arus, dan daya yang dihasilkan.
Para peserta sangat antusias karena bisa bermain air sambil menguji turbin air. Kegiatan ini memberi kesempatan kepada peserta untuk belajar melalui eksperimen langsung dalam menguji teknologi IoT dan instalasi turbin air di sungai.
“Kegiatan ini meningkatkan pemahaman peserta tentang pentingnya menjaga kelestarian sungai supaya potensi sungai dapat dimanfaatkan dengan optimal,” kata Fefe, fasilitator dari Kipas River Tubing.
Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan mengembangkan green skills pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan kejuruan berperan penting dalam membekali lulusan dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh peluang green jobs saat ini dan di masa depan.
Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News