Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat dalam menangani dampak bencana longsor dan banjir yang melanda Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Menteri PU, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah membuka akses masyarakat serta memasang jembatan bailey sebagai penghubung sementara antarwilayah yang terdampak.
Dody menjelaskan bahwa langkah pertama dalam penanganan bencana ini adalah pemetaan wilayah secara detail. Tim dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta telah diterjunkan untuk melakukan survei menggunakan drone, namun proses ini masih menunggu kondisi cuaca yang lebih kondusif.
“Pertama kita lakukan dulu pemetaan secara detail, nanti tim BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) Jawa Tengah-DI Yogyakarta menggunakan drone, tetapi menunggu cuaca tidak hujan dulu. Kita prioritaskan pembukaan akses dulu, agar masyarakat tidak ada yang terisolir,” katanya di Jakarta, Kamis (30/1).
Sebagai bagian dari upaya ini, BBPJN Kementerian PU telah mengerahkan berbagai alat berat, termasuk mini ekskavator PC-50 satu unit, PC-75 dua unit, serta PC-70 breaker. Alat-alat ini digunakan untuk membuka ruas jalan dari Desa Kasimbar menuju Kafe Allo hingga Jembatan Jimat 2 di Desa Petungkriyono yang sebelumnya terputus akibat bencana.
Selain itu, Kementerian PU juga tengah menyiapkan ekskavator berkapasitas lebih besar (setara PC-200) untuk mempercepat proses relokasi jalan yang terdampak longsor. Namun, pengiriman alat ini masih mempertimbangkan kondisi jalan yang harus dilalui mengingat tonase dan ukurannya yang besar.
Dody mengatakan selain pembukaan akses jalan, Kementerian PU juga memprioritaskan pemasangan jembatan darurat (jembatan bailey) untuk penghubung sementara antardesa yang roboh diterjang banjir bandang dari Sungai Weloh dan Sungai Kasimpar.
Saat ini, telah disiapkan satu unit jembatan bailey dari BBPJN Jawa Tengah-DI Yogyakarta yang sudah dimobilisasi ke Pekalongan dengan panjang 30 meter yang akan digunakan untuk jembatan darurat di Jembatan Jimat 2 di Desa Kayupuring.
“Jembatan bailey sudah siap, cuma akses membawanya pakai alat berat masih belum bisa, masih ada batu-batu besar yang harus dibersihkan,” kata Menteri Dody.
Perakitan hingga pemasangan jembatan bailey oleh BBPJN Jateng-DI Yogyakarta akan dibantu oleh TNI AD.
Dengan selesainya pemasangan jembatan bailey sambil menunggu pembangunan jembatan permanen diharapkan dapat membantu masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari pasca bencana banjir di wilayah Kecamatan Petungkriyono.
“Tadi saya sampaikan untuk sementara segera selesai, hitungan hari tetapi kalau untuk permanen mungkin butuh waktu, karena harus gambar dulu perencanaannya,” kata Dody.
Selain mengerahkan alat berat untuk penanganan jalan dan sungai, Kementerian PU juga mendukung pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masyarakat terdampak.
Saat ini, Satuan Tugas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jateng tengah melakukan asesmen kebutuhan sarana dan prasarana (sarpras) yang dibutuhkan untuk mendukung masyarakat terdampak, operasional relawan, dan dapur umum Posko Yosorejo dengan mengerahkan 6 unit hidran umum kapasitas 2.000 liter, 6 unit toilet portable, dan 2 unit mobil tangki air kapasitas 4.000 liter.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News
- Advertisement -