Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas) mencopot sekitar 30 pejabat imigrasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta setelah adanya laporan dugaan pungutan liar terhadap warga negara (WN) China.
Menteri Imipas, Agus Andrianto, mengungkapkan bahwa tindakan tegas ini dilakukan setelah pihaknya menerima laporan resmi dari Kedutaan Besar China di Indonesia terkait 44 kasus pungutan liar yang dilakukan petugas imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta terhadap warga negara China.
“Setelah kami terima semua datanya, langsung kami tarik semua (petugas, red.) yang ada di data dari penugasan di Soetta. Kami ganti,” kata Agus.
Lebih lanjut, Agus memastikan bahwa sekitar 30 pejabat imigrasi yang dicopot kini tengah menjalani pemeriksaan internal di Kemen Imipas untuk mengusut kasus ini lebih lanjut.
Laporan dugaan pungli ini pertama kali mencuat setelah Kedubes China di Indonesia mengirimkan surat resmi tertanggal 21 Januari 2025 kepada Kementerian Luar Negeri. Dalam surat tersebut, Kedubes China menyebutkan bahwa pihaknya telah menangani setidaknya 44 kasus pemerasan, dengan total uang sekitar Rp32,75 juta yang telah dikembalikan kepada lebih dari 60 WN China.
Kedubes China juga mengungkapkan bahwa jumlah kasus pemerasan yang sebenarnya bisa jauh lebih besar. Banyak WN China yang memilih tidak melaporkan kasus serupa karena keterbatasan waktu atau ketakutan terhadap tindakan balasan saat memasuki negara tujuan.
“Ini hanyalah sebagian kecil dari banyaknya kasus pemerasan karena masih banyak lagi WN China yang tidak mengajukan pengaduan karena jadwal yang padat atau takut akan tindakan balasan saat masuk ke negara tujuan,” tulis Kedubes China dalam surat tersebut.
Untuk mencegah kejadian serupa, Kedubes China berharap pemerintah Indonesia memasang tanda peringatan bertuliskan “Dilarang memberi tip” dan “Silakan lapor jika terjadi pemerasan” dalam bahasa Indonesia, Mandarin, dan Inggris di area pemeriksaan imigrasi.
Pihak kedubes juga berharap agar perintah larangan memberi tip dapat dikeluarkan kepada agen-agen perjalanan China, sehingga mereka tidak akan menyarankan wisatawan China untuk menyuap petugas imigrasi bandara di Indonesia.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News