Pemerintah Indonesia menargetkan tercapainya swasembada gula nasional dalam waktu maksimal tiga tahun. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya melalui strategi deregulasi, intensifikasi produksi, dan perluasan lahan tebu yang agresif.
Dalam Rapat Kerja (Raker) bersama PTPN Grup yang digelar di Kantor Representative Office PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Surabaya, Amran menyoroti pentingnya reformasi regulasi yang saat ini dinilai menghambat kemajuan petani dan BUMN perkebunan.
Ia menegaskan perlunya penyederhanaan regulasi yang dinilai sudah tidak relevan dan justru menghambat kinerja petani serta perusahaan negara. “Ini harus deregulasi untuk disederhanakan, yang menguntungkan plasma dan menguntungkan negara,” kata Amran.
Ia menilai sumber daya manusia di tubuh PTPN sangat mumpuni, dengan mayoritas pegawai memiliki pengalaman kerja minimal 10 hingga 20 tahun. Namun, regulasi yang tidak fleksibel dinilai membatasi pengambilan keputusan teknis yang dapat meningkatkan produktivitas.
Salah satu fokus utama adalah perbaikan kondisi lahan tebu nasional. Menurut Mentan, sekitar 86 persen lahan tebu di Indonesia dalam kondisi rusak atau tidak optimal. Oleh karena itu, pembongkaran dan perbaikan menyeluruh menjadi syarat mutlak dalam mewujudkan kemandirian gula.
“Seluruhnya harus dibongkar dan dibenahi. Paling lambat bongkar ratoon. Tidak ada pilihan lain kalau kita mau swasembada,” ujarnya.
Strategi intensifikasi meliputi perbaikan irigasi, penggunaan benih unggul, serta optimalisasi teknik pengolahan tanah. Selain itu, ekstensifikasi lahan juga dikebut. Pemerintah menargetkan perluasan lahan tebu minimal 200.000 hektare dalam tiga tahun mendatang.
“Itu perintah Bapak Presiden. Kami akan memperluas areal tanam minimal 200 ribu hektare agar PTPN bisa menyelesaikan dalam tiga tahun,” katanya.
Presiden RI Prabowo Subianto telah menyetujui pengucuran dana sebesar Rp30 triliun hingga Rp40 triliun untuk mendukung program swasembada gula. Dana tersebut akan dialokasikan untuk subsidi pupuk, benih, dan sarana produksi lainnya.
“Dana sudah siap, perintah Presiden jelas: kita harus akselerasi,” tegasnya.
Selain itu, Mentan juga mendorong reformasi sistem kredit pertanian, termasuk pembaruan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ia mengusulkan agar pinjaman Rp50 juta per hektare bisa diakses setiap tahun tanpa akumulasi yang memberatkan petani.
Dalam kesempatan tersebut, Amran mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian bersama PTPN akan mengirimkan surat resmi kepada kementerian dan lembaga teknis terkait guna mengajukan permohonan deregulasi.
“Langsung saya tanda tangani. Ini bentuk komitmen kami bahwa tidak ada waktu yang bisa disia-siakan. Swasembada gula bukan lagi mimpi, tapi agenda nyata negara,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, menyambut positif arahan Mentan dan menyerukan semangat kerja eksponensial dalam upaya peningkatan produksi gula nasional.
“Pesan Bapak Mentan jelas, kita harus bangkit dan bekerja eksponensial, bukan sekadar naik 10–20 persen,” kata Mahmudi.
Ia menyebutkan produksi gula SGN dalam dua tahun terakhir telah meningkat dari 751 ribu ton menjadi satu juta ton, atau naik sekitar 30 persen. Namun capaian tersebut masih belum sesuai target eksponensial yang diharapkan.
Sebagai tindak lanjut, SGN telah berhasil melakukan perluasan lahan tebu hingga 10.300 hektare dari target awal 5.000 hektare.
“Ini bukti nyata komitmen kami,” kata Mahmudi.
SGN juga menargetkan produksi gula sebesar 4 juta ton pada tahun depan dan 5 juta ton di tahun berikutnya. Untuk mencapai target tersebut, SGN mengusung lima strategi utama:
Pertama perbaikan produktivitas, termasuk peningkatan proporsi lahan produktif hingga 86 persen dan penggunaan varietas unggul.
Kedua peningkatan rendemen, dengan optimalisasi varietas dan proses pematangan.
Ketiga peningkatan kesejahteraan karyawan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp25 miliar untuk renovasi 799 unit rumah.
Keempat pemenuhan kebutuhan bibit, yang diperkirakan mencapai 1,25 juta hingga 1,5 juta bibit.
Kelima permodalan dan relaksasi bunga KUR, termasuk usulan penurunan bunga dari 6 persen menjadi 3 persen dengan tambahan dana sekitar Rp250 miliar.
Mahmudi juga menyampaikan bahwa SGN telah mengidentifikasi 35.000 hektare lahan potensial untuk perluasan, namun sekitar 8.500 hektare belum dapat dieksekusi akibat kendala regulasi dan biaya.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News


.webp)

















