Senin, September 22, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Pemkot Yogyakarta Rehab Rumah Tak Layak Huni, Warga Sekitar Bantu Gotong Royong

Pemerintah Kota Yogyakarta terus menggencarkan upaya perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) melalui program bedah rumah berbasis gotong royong. Kali ini, dua warga di Kampung Klitren Lor dan Kampung Pajeksan menjadi penerima manfaat program bedah rumah yang dilaksanakan pada Minggu (22/6).

Dua rumah milik warga yang diperbaiki adalah milik Sultoni, yang beralamat di Klitren Lor GK 3/211 RT 63 RW 3, dan Sarito yang tinggal di RT 41 RW 11 Kampung Pajeksan. Keduanya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan yang diberikan.

- Advertisement -

“Saya sangat senang dengan adanya bantuan ini. Terima kasih kepada semua warga yang telah mengusulkan saya untuk menerima bantuan ini,” ungkap Sultoni.

Ia menyampaikan bahwa perbaikan akan difokuskan pada rangka atap karena kayu sudah banyak yang lapuk, pembuatan sekat ruangan, serta penggantian lantai yang masih berupa semen.

- Advertisement -

Hal senada disampaikan Sarito. “Alhamdulillah, terima kasih kepada seluruh pihak, mulai dari pemerintah, Baznas, dan masyarakat yang turut serta dalam bedah rumah saya. Rencananya, saya akan membuat kamar dan mengganti pintu yang sudah rapuh. Semoga banyak warga lain yang juga mendapat bantuan seperti ini,” ucapnya penuh haru saat ditemui.

Pada kesempatan ini Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memberikan apresiasi atas kolaborasi berbagai pihak dalam pelaksanaan bedah rumah ini. Menurutnya, dukungan dari Baznas, platform Kitabisa, hingga masyarakat sangat penting untuk mempercepat realisasi rumah layak huni bagi seluruh warga.

“Program ini adalah bentuk gotong royong dari masyarakat untuk masyarakat. Pemerintah hanya memfasilitasi dan menggerakkan,” kata Hasto.

Ia mengungkapkan bahwa Baznas dan Kitabisa telah menyalurkan bantuan masing-masing senilai Rp20 juta. Selain itu, ia bersama Ketua DPRD Kota Yogyakarta dan Anggota DPRD Ipung Purwandari juga menyumbangkan masing-masing 20 sak semen.

“Jika ada kelebihan semen, bisa ditukar dengan material lain senilai harga semen. Semuanya dikoordinasikan oleh panitia dan warga,” jelasnya.

Hasto juga menegaskan bahwa program ini mengedepankan semangat gotong royong. Warga sekitar dihimbau untuk berkontribusi sesuai kemampuan, baik berupa tenaga, bahan bangunan seperti pintu atau batako, maupun peralatan lainnya. Dalam pelaksanaan teknis, pekerjaan dilakukan secara bergiliran. Tukang utama dibayar, namun warga tetap dilibatkan secara aktif melalui kerja bakti bergiliran.

“Segoro Amarto, Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarta. Kalau tidak ada gotong royong, bagaimana? Oleh karena itu, mari kita bersama-sama. Gotong royong sedikit-sedikit, lama-lama jadi,” ujarnya.

Wali Kota juga mengingatkan bahwa rumah yang kumuh dan minim cahaya dapat menjadi penyebab penyakit seperti TBC, yang berpotensi berujung pada stunting pada anak-anak. Karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi untuk menciptakan lingkungan hunian yang sehat.

“Anak-anak yang terkena TBC bisa berujung stunting. Mari kita cegah bersama, karena ini sangat merugikan masa depan mereka,” tegasnya.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru