Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan misi dagang ke Provinsi Lampung yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Kota Bandar Lampung, Kamis (7/8). Total transaksi misi dagang ini mencapai lebih dari Rp1 triliun dengan potensial komoditi berasal dari sektor pertanian dan hasil olahannya, kelautan dan perikanan, perkebunan, industri kreatif, serta bahan baku industri.
Kegiatan misi dagang dan investasi ini terlaksana atas sinergi maupun kolaborasi kuat antara perangkat daerah Pemprov Jatim dan Pemprov Lampung. Peserta yang mengikuti ialah 153 pelaku usaha yang mana 100 pelaku usaha berasal dari Provinsi Lampung dan 53 pelaku usaha lainnya berasal dari Provinsi Jawa Timur. Dalam agenda ini diadakan pula penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilakukan oleh, lima perangkat daerah, satu BUMD, dan empat asosiasi dagang.
Adapun total transaksi Misi Dagang dan Investasi antara Jawa Timur dengan Lampung ini ialah Rp1.055.340.950.000. Diketahui, total transaksi ini mengalami peningkatan signifikan bila dibandingkan dengan gelaran tahun 2023 lalu, yakni 35 transaksi dengan nilai Rp285,52 miliar.
“Capaian ini merupakan hasil sinergi dan kepercayaan antardaerah dalam mendukung produk dalam negeri. Ini adalah bukti nyata bahwa Jawa Timur terus berkomitmen mendorong pemerataan ekonomi nasional dan siap mewujudkan kedaulatan pasar dalam negeri,” jelas Khofifah.
Dia menegaskan, bahwa penguatan sinergi antardaerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional itu penting. Sehingga, dengan dilakukannya misi dagang ini Khofifah mengapresiasi atas kolaborasi antara para pelaku usaha, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan dari kedua provinsi.
“Kerja sama seperti ini bukan hanya berdampak pada nilai transaksi ekonomi, tetapi juga membuka ruang untuk keberlanjutan dan peningkatan nilai tambah lintas sektor, mulai dari pertanian, perdagangan, hingga pendidikan. Bukan hanya soal transaksi jual-beli, tapi bagaimana membangun keberlanjutan, meningkatkan nilai tambah, serta memperkuat kedaulatan pangan dan kualitas SDM sebagai bekal menuju Indonesia Emas,” tegas Khofifah.
Berbagai bentuk konektivitas dagang yang telah terjalin antara Jawa Timur dan Lampung, disebutkan Khofifah, antara lain ialah perdagangan kopi Robusta dan pisang dari Lumajang yang ditangani melalui trading house di Lampung. Ia juga menyoroti potensi hilirisasi batok arang kelapa di Lampung yang dinilai memiliki teknologi canggih dan sudah dilirik pasar ekspor, seperti Hongkong.
Dalam bidang ketahanan pangan, Khofifah menekankan kontribusi signifikan Jawa Timur. Disebutkannya, bahwa produksi beras dan gula dari Jawa Timur menempati peringkat tertinggi nasional, sementara populasi sapi dan produksi susu juga dominan. Sehingga dirinya mengajak Provinsi Lampung untuk ikut serta dalam program-program nasional seperti inseminasi buatan dan pengembangan peternakan sapi perah.
Khofifah juga mendorong kolaborasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Ia mengundang Gubernur Lampung untuk mengirimkan siswa berprestasi belajar di enam sekolah Taruna yang ada di Jawa Timur.
“Keberagaman yang dimiliki Lampung bisa menjadi kekuatan nasional jika didukung dengan pendidikan karakter melalui sistem boarding dan mentorship yang kuat,” ujarnya.
“Misi dagang ini adalah ikhtiar bersama untuk memperkuat ekosistem ekonomi domestik. Kita ingin memperbesar pangsa pasar komoditas unggulan daerah dan membuka peluang investasi baru antarprovinsi,” sambung Khofifah.
Tak hanya dalam Misi Dagang dan Investasi saja, Khofifah mengungkapkan, bahwa rekam jejak hubungan dagang antara Jatim dan Lampung sangat harmonis. Terbukti dalam data perdagangan antarwilayah tahun 2022, total transaksi perdagangan dua daerah ini tembus Rp13,06 triliun.
Diketahui, Jatim mencatat surplus neraca perdagangan sebesar Rp11,03 triliun terhadap Lampung, menandai tingginya daya saing produk Jatim sekaligus besarnya kebutuhan akan bahan baku dari wilayah Sumatera.
Melihat angka yang istimewa ini, Khofifah pun mendorong optimalisasi konektivitas logistik antarprovinsi. Efisiensi distribusi dan kerja sama muatan berangkat-pulang dinilai menjadi kunci untuk menekan biaya logistik dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
“Transaksi yang berhasil dibukukan dalam misi dagang ini menunjukkan bahwa potensi perdagangan antarprovinsi sangat besar. Ini bukan hanya data statistik, tapi bentuk nyata geliat ekonomi daerah yang terus bergerak,” katanya.
Bagi Khofifah, misi dagang yang dilakukan Pemprov Jatim ini, tidak hanya berorientasi pada nilai transaksi semata, melainkan menjadi instrumen strategis dalam membangun konektivitas ekonomi antarwilayah, memperkuat rantai pasok nasional, dan mendorong tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa.
“Misi dagang ini bukan semata urusan transaksi jual beli, tapi bagian dari ikhtiar besar kita untuk menghadirkan pemerataan ekonomi nasional. Ini adalah bentuk konkret bagaimana antardaerah saling menguatkan dan membuka akses pasar seluas-luasnya bagi produk unggulan masing-masing,” katanya.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan, Jatim merupakan mitra kerja sama yang strategis. Hal tersebut dikarenakan Jatim telah memiliki ekosistem industri yang kuat dan mampu melakukan hilirisasi berbagai komoditas unggulan, terutama dari sektor pertanian.
Mirzani menekankan pentingnya sinergi antarprovinsi dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Lampung, lanjutnya, membutuhkan dukungan pasokan dan bibit tanaman pangan, khususnya jagung, dari Jatim yang telah terbukti menjadi sentra pertanian yang maju dan produktif.
“Jatim sudah kuat industrinya, bahkan sudah mampu melakukan hilirisasi produk-produk pertanian. Kami di Lampung masih sangat membutuhkan tanaman-tanaman pangan seperti jagung. Kami mohon bantuan untuk bisa mensupport bibit-bibit unggul agar produksi kami bisa lebih maksimal,” pungkasnya.
Dalam Misi Dagang Jatim – Lampung terdapat 10 besar komitmen transaksi. Yakni Perumda Perkebunan Kahyangan Jember menjual kopi kepada PT Rempah Alam Nusantara Semesta Lampung senilai Rp180.000.000.000, Gabungan Pengusaha Rokok/Gapero Surabaya menjual rokok kepada Eratel Prima Lampung senilai Rp175.000.000.000.
Kemudian Gabungan Pengusaha Rokok/Gapero Surabaya menjual rokok kepada PT KTBG / TPSM Lampung senilai Rp152.752.600.000, PT Bumi Menara Internusa Surabaya membeli rajungan kupas dari Yahya Supplier Rajungan Lampung senilai Rp124.250.000.000, Poktan Tunas Harapan Kediri menjual gula merah tebu kepada CV Rizki Abadi Lampung senilai Rp77.760.000.000
Selanjutnya, Riki Utama Mandiri (Rum Seafood) Sidoarjo menjual aneka seafood kepada Berkah Keluarga Nagaraya Lampung senilai Rp54.000.000.000. PT Sapta Karya Megah Jombang menjual anak ayam petelur (DOC & Pullet) kepada PT Sumber Protein Unggul Lampung senilai Rp42.500.000.000.
Perumda Perkebunan Kahyangan Jember membeli Karet lumb dari UPPB Maju Mulya Lampung senilai Rp41.250.000.000. Riki Utama Mandiri (Rum Seafood) Sidoarjo membeli aneka udang dan pangasius fillet dari PT Bima Harapan Panca Utama Lampung senilai Rp28.500.000.000. Koperasi Pedagang Pasar Turi / CV Laris Berkah Surabaya menjual ternak sapi kepada PT Indo Prima Beef Lampung senilai Rp27.000.000.000.
Perlu diketahui gelaran Misi Dagang kali ini merupakan pelaksanaan keenam dari rangkaian Misi Dagang Jatim selama tahun 2025. Sedangkan sejak 2019, total 41 misi dagang domestik telah digelar dengan komitmen transaksi senilai Rp14,68 triliun.
Selain itu, ekspansi misi dagang luar negeri juga terus dilakukan, seperti ke Jepang, Malaysia, Arab Saudi, Timor Leste dan Hongkong, dengan potensi transaksi Rp1,6 triliun.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News