Minggu, November 9, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

BPOM Masih Mengawal Uji Klinis Fase I Vaksin Nusantara

SuaraPemerintah.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa pengembangan vaksin Covid 19 yang diberi nama Vaksin Nusantara masih berada dalam pengawalan. Kini vaksin tersebut masih dalam tahap uji klinis sebelum benar-benar bisa diujikan.

Vaksin Nusantara sendiri merupakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh tim peneliti di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Di mana diketahui bahwa pengembangan vaksin tersebut juga melibatkan Mantan Menteri Kesehatan, Terawan. Pengembangan ini merupakan kerja sama Kementerian Kesehatan dengan AIVITA Biomedical.

- Advertisement -

“Kami mengawal proses-proses uji klinisnya,”kata Siti Asfijah, Kepala Sub Direktorat Penilaian Uji Klinik dan Pemasukan Khusus BPOM dalam sebuah dialog virtual pada Kamis (18/2/2021).

Siti mengatakan, fase pertama dari uji klinis Vaksin Nusantara saat ini sudah selesai dilaksanakan. “Kami Badan POM dalam tahap melakukan proses evaluasi terhadap data-data yang disampaikan,”ujarnya.

- Advertisement -

Dia menambahkan, data hasil uji klinis fase 1 Vaksin Nusantara telah diserahkan ke BPOM dari peneliti. Menurutnya, untuk melanjutkan ke fase berikutnya, data uji klinis fase pertama harus dipastikan memenuhi syarat dan ketentuan.

Dalam kesempatan yang sama, Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan mengatakan, Kemenkes masih memantau perkembangan uji klinis Vaksin Nusantara.

“Vaksin Nusantara masih dalam pengembangan uji klinis jadi masih di ranah para peneliti,” kata Nadia yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes tersebut.

Sementara menurut Terawan vaksin Nusantara akan memberikan imunitas yang bisa bertahan lama.

“Kami bersama-sama dengan teman-teman dari Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat dan juga dengan Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Kariadi Semarang ini bahu-membahu mewujudkan vaksin berbasis dendritic cell,”jelas Terawan.

“Dampaknya apa? Tentunya akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19 dan karena ini sifatnya menjadi imunitas yang seluler tentunya akan bertahan lama, karena tingkatnya di sel bukan imunitas humoral tapi seluler,”pungkasnya.

Setelah melewati persiapan beberapa bulan, vaksin buatan anak negeri ini mulai dikembangkan sejak Desember dan selesai uji klinis fase I pada akhir Januari 2021. Saat ini, pengembangan vaksin ini telah memasuki tahapan uji klinis fase II yang sudah berjalan mulai Februari 2021.

Sementara keterangan Dosen dan tim peneliti, Dr. Yetty Movieta Nency SPAK mengatakan, temuan vaksin tersebut menggunakan metode berbasis sel dendritik autolog yang bersifat personal.

Sel dendritik autolog sendiri merupakan komponen dari sel darah putih yang dimiliki setiap orang lalu dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2. Kemudian, sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS COV-2. (red/pen)

 

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru