SuaraPemerintah.id – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memastikan, semua kebijakan dibidang transportasi yang dikeluarkan merujuk pada kajian ilmiah. Karena itu Kemenhub menjalin kolaborasi dengan universitas atau akademisi terbaik Indonesia.
Kolaborasi itu ditunjukkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara, yang menggelar courtesy call ke Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Kamis lalu, dalam rangka pengembangan riset.
Menurut Kepala Balitbanghub, Umar Aris, kemajuan pelayanan transportasi membutuhkan adanya inovasi dan sinergi antar stakeholders terkait. Sehingga perlu adanya kolaborasi antara akademisi, pebisnis, komunitas, Pemerintah dan media.
“Dalam penetapan kebijakan ini perlu didasarkan kepada kajian ilmiah yang melibatkan unsur-unsur tersebut,” tegas Umar Aris dikutip dari keterangannya, Sabtu, 22 Mei 2021.
Dalam kunjungan Kemenhub dan balitbanghub kali ini, dibahas mengenai isu strategis dan rencana riset transportasi terutama transportasi udara dengan mempertimbangkan potensi kedirgantaraan di Indonesia. Terdapat 15 judul penelitian yang dikerjasamakan pada tahun ini.
“Di antaranya keselamatan dan keamanan, konektivitas dan aksesibilitias, pelayanan transportasi, pengembangan transportasi di kawasan strategis pariwisata nasional, dan sistem transportasi Ibu Kota negara. Kemudian, pengembangan transportasi di kawasan terluar, terdepan, tertinggal dan perbatasan, pengembangan sistem transportasi pendukung logistic, serta SDM dan kelembagaan,” jelas Umar Aris.
Sementara itu, Rektor ITB, Prof Reini Wirahadikusumah dalam pertemuan tersebut mengatakan, dalam kolaborasi dengan Kemenhub ini ITB mencoba untuk menjawab masalah yang sudah diidentifikasi oleh Kemenhub. Hal itu dilakukan melalui penajaman studi serta membantu peneliti untuk bersama-sama menyelesaikannya.
Lebih lanjut Umar menegaskan, saat ini yang harusnya menjadi fokus utama Menteri Perhubungan adalah pengoperasian drone dan seaplane yang mengikuti kemajuan zaman. Khususnya termasuk peluang pemanfaatan pesawat N-219 untuk penerbangan seaplane.
Sedangkan, menurut Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Sigit P Santosa mengatakan peluang pengembangan seaplane di Indonesia cukup besar.
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB bersama PT Dirgantara Indonesia dan Badan Litbang Perhubungan berencana melakukan kerja sama penelitian terkait pengembangan seaplane di Indonesia.