Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta telah dibangun sejak 15 Desember 2020 dan direncanakan selesai pada 20 September 2021. Terwujudnya terowongan ini juga menjadi ikon baru toleransi antar umat beragama dan kebhinekaan di Indonesia.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, sebelum dilakukan pembangunan terdapat tiga alternatif antara jembatan, terowongan, atau opsi lain. Setelah memperhitungkan faktor keamanan dan keselamatan, desain dipilih adalah terowongan bawah tanah.
“Ada tiga alternatif sebetulnya bisa jembatan penyeberangan, tapi kan terlalu curam, atau dengan lain, kita pilih terowongan lebih aman,” ujar Basuki.
Pembangunan Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta dilakukan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk, manajemen konstruksi PT Virama Karya dan perencana PT Yodya Karya dengan biaya Rp37,3 miliar (APBN TA 2020-2021).
Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, pekerjaan jalan, pekerjaan arsitektur, pekerjaan mekanikal, pekerjaan elektrikal, pekerjaan elektronik, pekerjaan plumbing, dan pekerjaan landscape.
Sekedar informasi, terowongan Silaturahmi dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 meter persegi serta total luas shelter dan tunnel 226 meter persegi.
Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan gereja yakni 32 meter. Sementara jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter.
Arsitektur akses masuk terowongan dibangun dengan gaya modern, dengan desain eksterior menggunakan material transparan sehingga pemandangan kecantikan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta tidak terhalang dari dalam terowongan.
Desain interior Terowongan Silaturahmi menggunakan bahan marmer dan dilengkapi dengan railing stainless sebagai simbol jabat tangan. Untuk menunjang fungsi sebagai bangunan publik, terowongan ini juga dilengkapi dengan lift difabel.