SuaraPemerintah.ID – BPOM menyelenggarakan Webinar Bahaya Tersembunyi Dibalik Meracik Sendiri di Jakarta, Rabu (18/9/2024). Acara dibuka secara langsung oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Nurvika Widyaningrum.
Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dari PKK, beauty enthusiast, beauty influencers, dan mahasiswa ini bertujuan memberikan edukasi bahaya meracik skincare sendiri.
Munculnya tren baru di media sosial dan komunitas online yaitu “Do it yourself skincare” berupa konten tutorial meracik kosmetik sendiri dari para beauty influencers perlu menjadi perhatian.
“Masyarakat harus cermat dan bijak dalam menggunakan kosmetik sesuai komposisi, kegunaan, dan cara pakainya. Tidak meracik kosmetik sendiri tanpa memiliki kompetensi yang cukup atau hanya mempercayai dan mempraktekkan konten yang sedang viral,” ajak Nurvika.
Lebih lanjut Nurvika menyebut setidaknya 4 bahaya meracik skincare sendiri. Pertama, rentan kontaminasi mikroba seperti bakteri, jamur, dan lainnya. Kedua, reaksi alergi dan iritasi kulit yang parah. Ketiga, ketidakcocokan bahan aktif bisa menyebabkan reaksi buruk pada kulit. Keempat, kosmetik racikan tidak melalui uji laboratorium yang memastikan kestabilan, keamanan, dan efektivitasnya.
Meracik skincare sendiri tengah menjadi tren di kalangan remaja. Hal ini dipengaruhi banyak faktor seperti pengaruh media sosial dan keinginan untuk mendapatkan hasil instan. Alih-alih ingin tampil cantik, perilaku ini justru membahayakan kesehatan kulitmu.
Salah satu narasumber dalam webinar, Dokter Spesialis Kulit Fitria Agustina mengingatkan racikan skincare yang tidak memenuhi ketentuan berisiko menimbulkan efek samping serius dan kerusakan kulit jangka panjang.
Dia menjelaskan berbagai permasalahan kulit yang serius seperti iritasi dan hiperpigmentasi bisa saja terjadi akibat penggunaan skincare racikan. Untuk itu menurutnya jangan mencampur-campur skincare menjadi satu sediaan baru. Stabilitas dan konsentrasi zat aktif yang ada di dalam skincare yang dicampur bisa bereaksi negatif pada kulit.
“Efek sampingnya kulitnya bisa merah, kering, atau sensitif terjadi iritasi dan kadang-kadang karena adanya reaksi radang atau inflamasi, efek akhirnya terjadi hiperpigmentasi. Malah yang tadinya kulit ingin glowing jadi bercak-bercak hitam,” jelas Fitria.
Senada dengan itu, Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Utama Mayagustina Andarini mengajak semua peserta yang hadir pada webinar ini untuk melakukan edukasi kepada kerabat di sekitarnya agar berhati-hati membeli kosmetik. Ada bahaya tersembunyi dari kosmetik racikan sendiri.
“Amankah? belum tentu, karena meeraciknya aja pakai apa alatnya kan?, terbatas bersih apa enggak kita enggak tahu, lokasi sekitarnya seperti apa?,” terangnya.
Lebih lanjut Maya mengatakan untuk meracik skincare butuh pengalaman dan keahlian. Terlebih jika skincare racikan diperjualbelikan maka melanggar peraturan karena kosmetik yang diedarkan harus memiliki izin edar/notifikasi dari BPOM.
“Apakah semua menjadi ahli? kalau semuanya ahli itu akan bermanfaat, tetapi kita kan hanya mencari jalan pintas untuk merata dijual. Kalau yang enggak dijual itu risiko anda sendiri, tapi kalau dijual sudah melanggar peraturan,” ucap Maya.
Apoteker Rahmat Hidayat Syah juga mengungkapkan bahaya meracik skincare sendiri bisa mengakibatkan kerusakan kulit atau iritasi. Jika bahan yang digunakan tidak seimbang, maka dapat membahayakan pengguna.
“Misalnya terlalu banyak menggunakan bahan aktif yang bersifat asam (asam salisilat, asam glikolat) akan menyebabkan kulit terbakar, kemerahan, juga jerawat,” ujarnya.
Konten Kreator yang akrab disebut Mr Matt ini juga mengkhawatirkan adanya kontaminasi mikroba dalam proses peracikan skincare sendiri. Menurutnya jika meracik sendiri di rumah tanpa bahan yang tidak steril dan pengawet yang tidak sesuai akan meningkatkan risiko kontaminasi bakteri. Hal ini bisa berakibat infeksi terutama bagi para pengguna dengan kulit sensitif.
Sejumlah peserta antusias bertanya kepada para narasumber. Tiara dari komunitas kecantikan Beauty Channel misalnya menanyakan sejumlah komposisi dalam skincare yang tercantum di kemasan dan cara penggunaan skincare yang tepat di kondisi cuaca yang berbeda. Ada juga Oktavianti dari PKK Depok menceritakan pengalamannya melihat perempuan di desa menggunakan beras kencur untuk perawatan kulitnya.
Dengan webinar ini diharapkan masyarakat menjadi konsumen cerdas. Sebelum memilih skincare, ingat selalu Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa). Jika perlu konsultasikan masalah kulitmu dengan dokter sebelum menggunakan kosmetik.
Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News


.webp)

















